Tujuan akhir sebuah gerakan atau lembaga adalah tercapainya apa yang menjadi goal ending, hal ini tidak lepas dari kepemimpinan yang solid dan demokratis, sebagaimana dikutip pada artikel Wahyudi English on February 15, 2008 tentang "Leadership Quotes" The quality of leadership, more than any other single factor, determines the success or failure of an organization (Kualitas kepemimpinan, lebih dari faktor-faktor yang lain, menentukan kesuksesan atau kegagalan sebuah organisasi). dari sini dapat diartikan bahwa sebuah organisasi atau lembaga akan mencapai tujuan ketika seorang pemimpin dan bawahan bersama-sama membangun tim yang solid dan gridebel. program-program yang dicanangkan tinggal rencana manakala kerja tim yang dibangun kurang solid, yang bawahan sulit menerima intruksi pimpinan, adanya mengureksi dan membandingkan, seharusnya mereka menerima dan memberi masukan tidak langsung menyalahkan.
Seorang Pemimpin adalah manusia biasa yang persis sama dengan bawahan dalam hal salah, dan lupa seiring dengan sabda rasulullah SAW. "Manusia adalah tempat salah dan lupa" salah dalam arti menentukan rencana dan langkah, serta lupa dalam mengevaluasi dan memperbaiki khusus dalam bidang organisasi atau lembaga. predikat ini sebagai pembeda antara manusia dan malaikat serta makhluk yang lain, ketika manusia mengedepankan iman dan taqwanya maka dia akan melebihi malaikat, begitu pula sebaliknya apabla dia menegedepankan nafsu dan kepentingannya maka dia lebih buruk dari binatang melata. Sebagaimana diperkuat dalam firman Allah SWT. "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (QS Al- A'raf 179).
Menurut ahli tafsir Qurais Shihab mengatakan : "Dan sungguh Kami telah menciptakan banyak di antara jin dan manusia yang, di hari kiamat nanti, akan berada di api neraka. Hal itu karena hati mereka tidak digunakan untuk menembus kebenaran, mata mereka tidak merenungi kekuasaan Tuhan, dan telinga mereka tidak mendengarkan ayat-ayat dan nasihat- nasihat untuk direnungi dan diambil pelajaran. Mereka layaknya seperti binatang yang tidak menggunakan akal yang diberikan Allah untuk bertadabbur. Bahkan mereka sebenarnya lebih sesat dari binatang. Sebab, binatang itu dengan instinknya akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara mereka itu malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka itu memang orang-orang yang sangat tidak tahu".
ketika iman dan pikiran menjadi tolak ukur dalam melangkah dan berucap maka manusia tersebut lebih mulia daripada Malaikat, dan begitu pula sebaliknya. terlebih dalam hal ini pemimpin yang sudah barang tentu dituntut lebih daripada yang lain mulai menimba ilmu dan demokratis dalam mejalankan kepemimpinannya pasti banyak salah dan lupa.
Kehadiran bawahan yang obsesif membangun tim dan saling mengisi kekurangan sangat dibutuhkan. jangan jadikan alasan kekurangan dan kealpaan pimpinan menjadi sorotan ketidaktatan bawahan, karena sebuah kesalahan ini penting kehadirannya sebagaimana nabi SAW bersabda :
“Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah benar-benar akan menghilangkan kamu, dan pasti akan mendatangkan suatu kaum yang mereka akan berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka”.(Shahih Muslim). Kesalahan dan kekurangan seseorang itu merupakan keniscaan atau bahasa sederhananya sunnatullah, berangkat dari kesalahan inilah seseorang akan saling mengingatkan, dari kekurangan inilah akan ada kesoliditan.
Dan tidak ada kata "ogah" seorang bawahan menolak permintaan atau intruksi atasan, yang ada sam'an watha'atan (kami dengar dan ikuti), dalam tanda kutip selama tidak bermaksiat.
Pemimpin sekilaber Rasulullah SAW. diakui sebagai tokoh yang paling berpengaruh sedunia, kepemimpinan dan ketokohan beilau sangat mashur dikalangan manegerial, beliau termasuk 100 Top Leader dunia, bagaimana beliau sebagai pemimpin negara, pemimpin pasukan (panglima), dan pemimpin keluarga. beliau cerminkan dengan baik dan bijaksana. semua mengakui kesuksesannya, tapi apakah semua pengikutnya mengikuti dan ta'at atas perintah Rasulullah SAW.? jawabannya, adalah tidak !, kita ingat nama orang munafiq yang cukup populer di buku literatur / manaqib sepert sirah, kita akan mendapati Abdullah bin Ubay bin Salul, dia dikenal sebagai gembong kaum munafik. Dia begitu dengki dan membeci Nabi Muhammad karena menganggapnya sebagai penghalang dirinya untuk menjadi penguasa Madinah.
Iya, semula Abdullah bin Ubay direncanakan akan diangkat sebagai tokoh dan penguasa Madinah karena menjadi salah satu tokoh yang berhasil meredam ketegangan antara kabilah Aus dan Khazraj.
Namun setelah Nabi Muhammad datang ke Madinah, pengaruh Abdullah bin Salul menjadi pudar. Hingga akhirnya Nabi lah yang menjadi pemimpin Kota Madinah. Karena itu lah, Abdullah bin Ubay menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad Abdullah bin Ubay kemudian masuk Islam, sebagaimana kabilah Aus dan kabilah Khazraj lainnya, setelah Nabi Muhammad tiba di Madinah. Namun, dia hanya berpura-pura menjadi pengikut Nabi Muhammad. Sejatinya, dia memendam kebencian dan permusuhan terhadap Nabi. Tidak seperti umumnya musuh Nabi, seperti keterangan dalam buku Para Penentang Muhammad saw. (Misran dan Armansyah, 2018), Abdullah bin Ubay memusuhi Nabi Muhammad dengan cara-cara halus dan konspiratif. Ia kerap kali menghasut, memfitnah, dan mengadu domba antara satu sahabat dengan yang lainnya bahkan dengan Nabi Muhammad sendiri.
Bagaiamana dengan kita sekarang? kepemimpinan Nabi saja yang selalu terkontrol oleh wahyu masih ada orang -orang yang munafiq, mereka senyum di depan pada saat yang sama membenci di belakang, bahkan menghasut yang lain.
Apa yang melatarbelakangi terjadinya sam'an wa ab'atan (mendengar dan menjauh) dan menjadi penghalang ketidaktaatannya terhadap pimpinan diantaranya adalah :
Pertama : Iri dan Dengki, sifat iri adalah faktor utama seorang tidak mau menerima perintah, yang mendasari sifat iri ini biasanya tanda tidak bisa menyaingi, apalagi ada unsur dendam yang tertanam dalam hatinya dan tentu akan melahirkan dengki, yaitu perasaan senang melihat orang lain susah dan gelisah melihat orang lain senang.
Goal endingnya, mereka menggorogoti kebaikan-kebaikan pimpinan dengan alibi yang melemahkan, dan inilah yang mendasari orang munafiq madinaah saat itu,karena disadari bahwa Abdullah bin Uabay bin Salul adalah salah satu tokoh Yahudi yang cukup disegani, dan Allah menjelaskan dalam firman-Nya Q.S Al- Baqoroh Artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS al-Baqarah : 120)
Imam at-Thabari, dalam kitab Tafsir at-Thabari, yang menjelaskan bahwa maksud ayat ini adalah: Nabi Muhammad diminta fokus untuk mengharapkan ridha Allah, dan tidak perlu mencari-cari cara untuk menyenangkan Yahudi dan Nasrani. Apa yang Nabi dakwahkan kepada mereka itu akan mereka tentang karena antara mereka sendiri saling tidak cocok. Nasrani tidak cocok dengan Yahudi, begitu pula sebaliknya. Apa yang Nabi Muhammad dakwahkan pada mereka itu adalah jalan untuk berkumpul bersama dalam kasih sayang di bawah naungan Islam.
Dalam konteks organisasi/lembaga seorang pemimpin tidak usah mencari alasan agar dicinta dan disenangi bawahan, sehingga berbagai cara dilakukan, maka wajar terjadi korupsi di mana-mana agar atasan mendapat dukungan dan indah dipandang, melalui ayat ini tegas Allah menyampaikan seorang pemimpin fokus pada program yang sudah ada prinsip dan prosedurnya.
Kedua : Benci, sikap benci juga mendasari seseorang merima perintah, bahkan mereka tidak mau menerima kebenaran dan kejelasan apapun ketika si fulan melakukan sesuatu, yang ada salah dan pasti salah, dia lupa bahwa semua itu tidak terlepas dari kesalahan dan kealaan sebagai makhluk. dari sini tugas bawahan mengingatkan atasan dengan baik dan bijaksan, tahu tempat dan dimana sebaiknya mengingatkan.
Sifat benci ini adalah warisan iblis yang notabeni menghalangi dirinya tidak mendapat rahmat dan ridha Allah SWT. yang pada akhirnya Allah mengusir dirinya dari surga. hindari sikap benci yang berlebihan karena semua itu akan merugikan dirinya, kerja tidak aktif dan kurang produktif.
Mari kita solidkan tim dan konsistenkan program dengan selalu mejaga ukhuwah sebagaimana Rasulullah SAW sabdakan :
“Orang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan antara mukmin satu dengan mukmin lainnya. (HR Bukhari dari Abu Musa RA.)
Hilangkan sekat dalam hati, iri, dengki dan benci, mulai sekarang, bangun kebersamaan dengan selalu mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
*Ketua Pengkaderan Syabab Hidayatullah Jatim, Pendidik YPI Al Fattah Batu Dan Da'i
Komentar
Posting Komentar