Langsung ke konten utama

GOLONGAN YANG DIRINDU SURGA




Oleh : Moh. Humaidi*


Surga adalah tempat yang menyenangkan, megah, taman yang indah, suara air yang mengalir karena dibawahnya mengalir sungai yang  indah, memanjakan mata saat memandangnya, serasa tidak ada kata yang mampu menghiasi keindahan yang ada di dalamnya. Nabi melukiskan keindahannya,
Dari Abu Hurairah, Rasulullah n bersabda :

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Allah berfirman, ‘Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah pula terbetik dalam kalbu manusia’.”
Hadits qudsi yang agung ini diriwayatkan (Bukhari dalam ash-Shahih no. 3244 dan 4779).

Surga adalah dambaan semua insan, tanpa terkecuali, apapun golongannya, ras warna kulit, aliran, dan organiasasinya. Mereka sama-sama ingin mendapatkan itu, dambaan yang menyenangkan, nikmat dibicarakan, nikmat dibayangkan dan menjadi bumbu perjuangan.

Firman Allah SWT, Artinya :"Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS as-Sajadah [32]:17).

Tapi ternyata surga itu juga makhlul Allah SWT. Yang sama-sama memiliki rasa dan rindu terhadap makhluk, dalam ini kepada manusia. Mari kita intropeksi diri!, sudahkah kita termasuk golongan yang dirindu surga?, makhluk yang selalu dijadikan tampaan saat do'a dipanjatkan.

Kalaupun belum, mari kita selami makna hadits berikut ini, serap dan celupkan diri ini kedalam krakter golongan yang dirindu surga tersebut.

Lalu siapa golongan yang beruntung itu?, Nabi SAW. Bersabda :

الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ .رواه أبوداود والترمذي عن ابن عباس

Artinya : “Surga merindukan empat golongan; Orang yang membaca Alquran, Menjaga lisan (Ucapan), Memberi makan orang lapar, Puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan Tirmizi dari Ibnu Hasan).

Golongan yang beruntung berdasarkan hadits ini adalah orang-orang yang senantiasa, :

pertama : Orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungan Al Qur'an. Membaca bukan hanya saat membutuhkan seperti waktu kenak musibah, tapi sudah menjadi kebiasaan dan panggilan batin, perasaan gelisah kalau tidak membaca Al Qur'an dan merasa tenang selasai membacanya. Dan tidak hanya membacanya tapi juga membaca makna yang terkandung di dalamnya, karena bagaimana mungkin seseorang akan mengamalkan isi kandungannya kalau belum membaca arti dan maknanya. Beruntunglah orang yang mampu hafal 30 juz secara lafdhi dan maknawinya. Nabi SAW. bersabada :

Dari Abu Hurairah ra berkata, “Baginda bersabda, orang yang hafal Al-Qur'an kelak akan datang dan Al-Qur'an akan berkata, “Wahai Tuhan, pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru.” Maka orang tersebut diberi Mahkota Kehormatan. Al-Qur'an berkata lagi, “Wahai Tuhan tambahkanlah pakaiannya.” Kemudian orang itu diberi pakaian kehormatannya. Al-Qur'an berkata lagi, “Wahai Tuhan, ridhailah dia.” Maka kepadanya dikatakan, “Baca dan naiklah.” Dan untuk setiap ayat, ia diberi tambahan satu kebajikan.” (HR. At-Tirmidzi)

Kedua : Orang yang menjaga lisannya, lisan terjaga dari perkataan dusta, sombong, menyakiti orang lain baik dengan ghibah, mengunjing, adu domba dan lain sebagainya. Karena saat seseorang membiasakan lisannya dengan perkara tersebut maka meraka mendapatkan ancaman sebagaimana Nabi SAW. Bersabda :

Artinya : Adapun mengadu domba adalah gangguan yang ditujukan kepada kaum muslimin untuk merusak hubungan sesama mereka. Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Tidak masuk Surga orang yang suka mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaihi).
Ancaman ini dalam rangka agar seseorang mampu menahan diri saat jiwanya terancam dengan cacian, makian dan dia mampu mengilak bahkan bisa jadi dia lebih dari itu, hanya saja, rasa ingin membalas ini ia urungkan hanya untuk mengharap balasan Allah, karena ia tahu setiap perbuatan ada yang mengawasinya, hal ini termaktub dalam Firman Allah SWT.

Artinya : “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Q.S. Qaaf: 18).

Kewaspadaan dalam menjaga lisan harus lebih ditingkatkan karena dengan tidak bertulangnya lidah sangat sulit diatur dan diarahkan, maka yang perlu diingat oleh pemiliknya adalah bahaya mengumbar pembicaraan yang berujung mengumpat dan mencela. Karena dengan mengumpat dan mencela, dia condong bangga dengan apa yang didapatkannya dan mudah menghina dan merendahkan orang lain.

Ancaman para pengumpat dan pencela ini Allah SWT. Tegaskan dalam firman-Nya :
Artinya, “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (Q.S. Al-Humazah: 1).

Lisan adalah tolok ukur orang dikatakan baik, cukup seseorang menilai dari pembicaraan dan apa yang menjadi bahan pembahasan. Dan dari sini pula karakter seseorang bisa terlihat, maka benar pepatah mengatkan "Mulutmu harimaumu", banyak orang yang terjebak dengan bahaya lisan ini, orang merasa terasakiti dengan ucapan yang menyakitkan, maka wajar ada ungkapan "luka dikarnakan goresan pedang lebih mudah terobati, daripada luka dikarenakan goresan lidah" kenapa demikian? Karena bahaya lisan dapat menimbulkan fitnah yang tiada ujungnya, permintaan maaf tidak akan mengembalikan informasi yang sudah menyebar nan sulit terbendung. Hal ini Nabi tegas menimpali "Alfitnatu asyaddu minal qotli" (fitnah itu lebih bahaya daripada pembunuhan ), membunuh hanya menghentikan gerak seseorang atau satu jiwa dan menutup akses informasi, sementara fitnah dapat membunuh karakter seseorang bukan hanya satu orang bahkan lebih luas lagi, keluaga dekatnya, taruhlah, istri dan anak-anaknya, orang tua dan tetangganya. 

Ilustrasi bahaya fitnah " si fulanah sedang hamil karena gonta-ganti pasangan, banyak lelaki yang mundar-mandir masuk rumahnya, kabar ini mudah tersebar dan dapat mengucilkan keluarga si korban, padahal si fulanah tidak hamil juga tidak main dengan laki-laki, jika dibayangkan perasaan keluarga besarnya sungguh sangat menyakitkan, untung kedua orang tuanya tidak jantungan dan lain sebagainya", na'udzubillahi mindzalik

Maka beruntunglah orang yang menjaga lisannya dengan baik dan bijak, dia tidak mudah bertutur kalau tidak bermanfa'at dan condong lebih hati-hati. Keberuntungan lisan yang terjaga ini sangat memberikan hal positif terhadap pemiliknya, karena mereka tahu janji yang di suguhkan adalah surga sebagaimana dalam sabda Nabi SAW. Artnya : “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan/farji), maka aku akan menjamin untuknya surga.” (HR. Al-Bukhari)

Ketiga : Orang yang senantiasa memberi makan orang yang lapar, dengan keadaan ekonomi yang carut marut, pasang surutnya tukar uang, dan sulitnya mendapatkan pekerjaan. Tidak sedikit perusahaan yang mempe HK/mengeluarkan karyawannya untuk menimalisir pengeluaran keuangan, karena lumpuhnya perekonomian di berbagai sisi sebab beberapa bulan yang lalu, mewabahnya virus yang sampai ini walaupun sudah digalakkan new normal, tapi kebanyakan orang masih was-was dengan keadaan yang masih rentan menular. Dan ini cukup menambah pengangguran dan pencurian.

Kehadiran sosok peduli dan dermawan ini sangat dibutuhkan, jiwa yang militan, walau keadaan pas-pas an ia mampu bangkit dan senang memberi, karena sesungguhnya orang yang dermawan ini bukan hanya orang yang mampu saat dia kaya harta saja, tapi kapan dan di mana dan dalam keadaan apapun ia mampu memberi dan berbagi. Dan ini adalah sosok karakter yang dermawan. 

Adapun perintah agar kita menjadi orang dermawan adalah, berdasarkan firman Allah  SWT. Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya." (Q.S. Al-Baqarah :267)

Agar kita mendapatkan kebaikan dari perbuatan tersebut maka kita dilarang, agar tidak mengungkit kebaikan-kebaikanya.

Allah berfirman : Artinya :  "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah." (Q.S. Al-Baqarah: 264)

Keempat : Orang yang berpuasa di bulan ramadhan, mendapatkan keutamaan-keutamaan. Dan sudah tidak menjadi rahasia umum lagi jika seseorang berpuasa di bulan ramadhan mendapat ampunan dan jaminan surga. Satu hal yang penting dalam kajian ini adalah kenapa kok masih ada orang yang tidak mau melakukan kebaikan - kebaikan terlebih puasa pada bulan tersebut. Tanpa rasa bersalah dan berdosa, mereka makan, minum dan merokok dipinggir jalan sehingga ada kesan, mereka sengaja memamerkan keberaniannya. 

Bukankah mereka sudah tahu, jika datang waktu Ramdhan Syitan-syitan terbelunggu, pintu surga di buka, pintu neraka ditutup dan  Sebagaimana hadits Nabi :

Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dan kebanyakan dari mereka sudah tahu, keutamaan yang ada pada bulan tersebut. 

Nabi SAW. Bersabda : "Barang siapa yang sholat dan puasa ramadhan karena didasari iman dan menghrap Allah semata, maka dia akan suci, diampuni dosanya sebagaimana ia seperti bayi baru lahir" (H.R. Bukhori Dan Muslim)

Kenapa masih ada orang yang belum berpuasa? Iya, karena manusia mempunyai hawa nafsu. Diantara hawa nafsu tersebut adalah Nafsu yang membangkang. 

Malah paling susah kata Imam Ghazali adalah disaat kita berurusan dengan hawa nafsu. Nafsu yang selalu berhawa maksiat tidak mau bertaubat.

Hawa nafsu ini paling halus, hawa nafsu  mengajak kepada kebaikan tapi dibaliknya ada sesuatu. Hawa nafsu ngajak puasa tapi dibalik berpuasa ada niat ingin bermaksiat.

Maka wajar kalau ternyata dibalik keutamaan puasa di bulan ramdhan, masih ada orang yang bermaksiat, karena sebelum ramadhan hawa nafsunya sudah terbiasa melakukan kemaksiatan dan menolak panggilan fitrohnya, yakni sebagai 'Abdullah.

Akhirnya, pada sisa umur kita ini, mari kita gelorakan sifa-sifat ahli surga ke dalam hati dan perbuatan sejak dini, dengan selalu membaca Al Qur'an, menjaga lisan, memberi makan orang yang kelaparan dan berpuasa di bulan ramadhan. Yang berlandaskan iman dan taqwa.

Semoga Allah SWT. selalu membimbing kita kejalan Ridha-Nya. Aamiin.

*Pendidik YPI Al-Fattah Batu, Da'i Dan Ketua Pengkaderan Pemuda Hidayatullah Jatim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah; Outing Puncak Tema Di Lanud Abd Sholeh Malang

  Batu : Seru banget, ucap salah satu anak peserta puncak tema kelas 1 SD Integral Al-Fattah Fullday School di Lanud Abd Sholeh Malang, sebut saja mas Natan, rabu (13/11/24. Aku sangat senang Ustadz, karena langsung ketemu pesawat tempur. Aku ingin jadi tentara pembela tanah Air Indonesia, aku juga sama Ustadz, diikuti teman-teman yang lain, harap mereka kompak. Setelah dari sekadon teknis (sekatek) Abd Sholeh, mengikuti arahan dan melihat langsung alusista TNI Angkatan Udara. Ananda lanjut ke area taman guna mengikuti kegiatan berikutnya yaitu menulis pengalaman selama kegiatan berlangsung.    Suasana menulis pengalaman "menyenangkan" Selesai ananda mengurai pengalaman serunya di atas kertas putih, mereka lanjut makan siang bersama. Alhamdulillah, acara berlangsung meriah karena didukung langsung para Bunda paguyuban yang luar biasa, bekerja tanpa pamrih, tapi yakinlah bantuan para Bunda akan dipetik oleh Ananda yang sholeh/ah. Ucapan terimakasih dari pihak SD Integral A...

Muroja'ah ; Rutinitas Pekanan SD Integral Al Fattah

  Kota Batu, SD Integral Al Fattah melaksanakan rutinitas pekanan berupa "Muroja'ah Hafalan," Kamis (22/8). Kegiatan ini menjadi program Sekolah guna menjaga hafalan sesaui target. Mulai dari Juz 30, 29, dan Juz 1. Adapun tempat halaqoh Siswa/i sesuai capaian masing-masing. Ustadzah Wahyuni, S.Pd.I sebagai Waka Al Qur'an mengangkat program ini, karena mengingat dua tahun terakhir banyak hafalan Ananda yang hilang, karena sukarnya ananda memuroja'ah (mengulang-ngulang) hafalan. Semoga program ini mampu menimalisir kelupaan Ananda saat mengikuti uji publik, harapnya. Sebagai orang yang bertanggung jawab dalam bidang ke Al Qur'anan, Us Yuni panggilan akrabnya memastikan, bahwa "kegiatan Muroja'ah ini syarat kontrol, baik oleh saya maupun Kepala Sekolah." Tutupnya. Pedoman Hidup Sebagai Sekolah Islam yang berbasis Tauhid, kegaiatan SD Integral Al Fattah bersumber dari Al Qur'an dan Hadits, serta ilmu umum yang diintruksikan oleh Diknas. Kendati d...

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...