Oleh. Moh. Homaidi*
Setiap tanggal 25 November negri yang kita cintai menyematkan hari guru, hari dimana guru menjadi sorotan public, momok, bahkan momen mengingatkan betapa besar tanggung jawab dan beban seorang guru, disamping ia menstransfer ilmu, ia juga mendidik, dan mengarahkan agar anak didiknya kelak lebih bermanfa'at dan bermartabat serta bertanggung jawab atas keutuhan NKRI.
Hari guru Nasional ini sebagai penghormatan dan penghargaan untuk para pahlawan tanpa tanda jasa. Lalu, tahukah kita mengapa tanggal 25 November dipilih untuk memperingati Hari Guru Nasional? Berikut sejarah Hari Guru Nasional.
Dibentuknya PGHB
Hari Guru Nasional berkaitan erat dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang diawali oleh terbentuknya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912.
PGHB dibentuk untuk memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki latar pendidikan berbeda-beda. Beriringan dengan perkembangan organisasi guru, maka munculah organisasi-organisasi guru lainnya.
Kemudian, di tahun 1932, PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Saat Indonesia diduduki oleh Jepang, segala bentuk organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan PGI pun tidak dapat beraktivitas seperti sedia kala. Namun, situasi berubah saat Indonesia berhasil menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Lahirnya Hari Guru Nasional
Setelah kemerdekaan, para tenaga pendidik Indonesia lantas melahirkan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Kongres tersebut didatangi oleh para guru dan pegawai pendidikan hingga akhirnya terbentuklah PGRI.
Kemudian, pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 menetapkan hari lahir PGRI yakni 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun.
Peringatan Hari Guru Nasional 2020
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2020 Indonesia masih dilanda pandemi COVID-19 sehingga sekolah yang bernuansa formal masih terkendala ofline, sulit guru bercengkrama dengan peserta didiknya disini mulai ada kerenggangan transnfer nilai. Orang tualah kembali menjadi tolak ukur keberhasilan ananda dalam transfer ilmu dan krakter.
Maka sangat pantas orang tualah yang berhak menyandang hari guru Nasional, karena selama negri ini dibayang-bayangi musim pandemi, selama itupula orang tua aktif menemani, membimbing putranya, bahkan tidak jarang anak menjadi korban ketidak siapan mintal orang tua.
Maka sesungguhnya setiap kita adalah guru, berpotensi mentransfer ilmu dan amal, mampu memberi contoh, membimbing dan mengarhkan.
Semoga kita sanantiasa istiqomah dalam kesabaran sebagai orang tua dan guru
* Pendidik YPI Al Fattah Batu dan Da'i.
Komentar
Posting Komentar