Oleh. : Moh. Homaidi*
Setiap insan membutuhkan kebahagiaan, yang menjadikan jiwa dan anggota tubuhnya merasakan ketenangan.
Gelombang bathin yang tenang akan menghantarkan pemiliknya berwibawa, bersikap santun dan bertutur kata sopan, semua terukur dan terarah.
Nah, bagaimana agar kita memiliki wibawa?
Jawabannya mudah, ialah dengan terus memupuk Iman agar menjadi kokoh dan Ilmu yang mendalam.
Orang yang kokoh imannya dan dalam ilmunya akan merasakan dorongan bathin yang tenang dan sulit dirobohkan oleh hasutan dan hantaman dari lur.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah membuat perumpaan hal ini dengan seorang pencuri yang ingin mengambil harta orang.
Manakah yang akan selalu diintai dan didatangi oleh pencuri tersebut: rumah yang berisi harta dan perhiasan yang melimpah atau rumah yang kosong melompong bahkan telah rusak?
Jawabnya: jelas rumah pertama yang akan ditujunya, karena rumah itulah yang bisa dicuri harta bendanya. Adapun rumah yang kedua, maka akan “aman” dari gangguannya karena tidak ada hartanya, bahkan mungkin rumah tersebut merupakan lokasi yang strategis untuk dijadikan tempat tinggal dan sarangnya.
Demikianlah keadaan hati manusia, hati yang dipenuhi keimanan dan ilmu, akan selalu diintai dan digoda setan untuk dicuri keimanannya dan akan diusik ketenangannya, sebagaimana rumah yang berisi harta akan selalu diintai dan didatangi pencuri.
Disamping Iman dan Ilmu sudah didapatkan, pun ketenangan jiwa akan mudah di raih, oleh karena itu cara memupuk jiwa yang tenang serta menghantarkan kewibawaan ialah dengan cara:
Pertama: Berdzikir, dengan mengingat Allah semua masalah akan sirna dan mendatangkan kelapangan, Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).
Dengan berzikir kepada Allah Swt segala kegalauan dan kegundahan dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan.
Bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi berzikir kepada Allah Swt.
Kedua, Taqwa, rasa takut yang selalu menghujam dalam jiwa saat ada desakan untuk bermaksiat dan berhenti bahkan menjauhi, sehingga dirinya selalu merasa terpantau.
Hal ini yang akan mendatangkan ketenangan bathin serta jiwa wibawa dan mudah mendapatkan jalan keluar dan kelapangan rezeki, sebagaimana Allah Swt berfirman:
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
Jaminan yang akan didapatkan oleh orang yang bertaqwa tersebut tidak sulit selama perbuatan-perbuatannya hanya mengharap Allah Swt tanpa ada tendensi apapun.
Semoga Allah Swt senantiasa memberi kekuatan kepada kita untuk istiqomah di jalan sunnah Nabi-Nya, Aamiin. []
* Pendidik YPI Al-Fattah Batu dan Da'i
Komentar
Posting Komentar