Oleh. Moh. Homaidi*
Amarah adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dengan jiwa seorang hamba, tidak sedikit kita temui seseorang mudah tersulut amarahnya, apapun alibinya apakah untuk membela harga diri atau karena nafsu. Terkadang mereka tidak segan-segan mencari alasan penghilangan nyawa seseorang, na'udzubillah.
Sebagaimana dikutip di Suarajatimpost. Com, bahwa telah terjadi pembunuhan sebagaiman terlampir di laman berita.
JEMBER - Batuk berujung maut, begitulah yang dialami Misran (50) warga Jember yang tewas dibacok celurit oleh tetangganya sendiri. Korban yang tinggal di Dusun Dam Saola, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, tewas dengan luka bekas gorokan di lehernya, Jumat (2/7/2021). Na'udzubillah.
Padahal jika kakek ini bersabar sedikit saja, dengan menahan tangannya saat berkuasa ingin membalas, maka tentu dia akan mendapatkan kenikmatan dalam tatanan kehidupan. Jika tidak? Apa yang akan terjadi? Nama baiknya tercemar, keluarganya malu, dan pasti sengsara di hunian kemasyarkatan.
Nabi tegaskan dalam haditsnya, tentang pentingnya menjaga amarah dan cara mengatasinya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Artinya, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”.(HR. al-Bukhari)
Pesan hadits tersebut sangat mendalam, betapa besar kenikmatan yang akan di dapatkan, jika seseorang itu mampu menahan amarah.
Kenikmatan yang di maksud adalah ketenangan jiwa dan akal, sebab tidak perlu mengeluarkan urat dalam melawan dan menyikapi persoalan, cukup dengan senyum dan hati yang tenang.
Penjelasan
Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta diberi wasiat. Nabi mewasiatkan kepadanya untuk jangan marah. Hal itu diulangi beberapa kali, menunjukkan pentingnya wasiat tersebut.
Hal tersebut menunjukkan bahwa menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang tinggi.
Sebagian ulama’ menyatakan bahwa wasiat Nabi disesuaikan dengan keadaan orang yang meminta wasiat. Orang yang meminta wasiat tersebut adalah seorang pemarah, maka Nabi memberikan wasiat kepadanya agar jangan marah.
“Janganlah engkau marah”, kata sebagian para Ulama’ mengandung 2 makna:
Pertama, latihlah dirimu untuk senantiasa bersikap sabar dan pemaaf, jangan jadi orang yang mudah marah.
Kedua, jika timbul perasaan marah dalam dirimu, kendalikan diri, tahan ucapan dan perbuatan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang disesali nantinya.
Tahan diri agar jangan sampai berkata atau berbuat hal-hal yang tidak diridhai Allah.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Marah
Jika seseorang mulai tersulut emosinya untuk marah, hal yang harus dilakukan untuk menahan atau meredakan kemarahan adalah:
Pertama, diam, tidak berkata apa-apa
وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكت
Artinya, Jika engkau marah, diamlah (H.R al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan Syaikh al-Albany).
Kedua, mengingat-ingat keutamaan yang sangat besar karena menahan amarah.
Ketiga, mengucapkan ta’awwudz: A’udzu billaahi minasysyaithoonir rojiim.
Nabi pernah melihat dua orang bertikai dan saling mencela, sehingga timbul kemarahan dari salah satunya.
Kemudian Nabi menyatakan : Aku sungguh tahu suatu kalimat yang bisa menghilangkan (perasaan marahnya) : A’udzu billaahi minasysyaithoonir rojiim (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Keempat, merubah posisi, dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring.
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
Artinya, jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri hendaknya ia duduk. Jika dengan itu kemarahan menjadi hilang (itulah yang diharapkan). Jika masih belum hilang, hendaknya berbaring (H.R Abu Dawud)
Semoga kajian singkat ini bermanfa'at, pada saat yang sama dapat dijadikan ibrah dalam kehidupan sehari-hari, aamiin. []
*Pegiat Pendidikan dan Da'i
Komentar
Posting Komentar