Langsung ke konten utama

BEGINILAH SEHARUSNYA, MENYIKAPI KEDUA ORANG TUA

 


Oleh : Moh. Homaidi*

Ada seorang ayah yang menginginkan anak-anaknya sesuai apa yang  diharapkan, ia berharap semua anaknya menjadi guru, tidak terkecuali anaknya yang paling bungsu, perempuan. Dari lima bersaudara dia satu-satunya anak yang berjenis kelamin perempuan, semua kakaknya laki-laki.

Ayah yang punya lima anak ini bangga melihat ke empat-empatnya semua telah menjadi guru. Kecuali putrinya yang masih berada di bangku kuliah, semester tiga, harapannya belum pupus walau anaknya yang terakhir ini mengambil jurusan teknik mesin.

Ia tetap berharap semua anaknya menjadi guru, karena ia beranggapan bahwa,  "pendidikanlah yang akan membawa perubahan". Lalu tiba-tiba di pojok kamar hp sang ayah berdering, diangkatlah, seraya menyapa dengan suara sumringah, di ujung pembicaraan, si anak menyampaikan, kalau dirinya baru di panggil rektor, dan ditawarkan sebagai dosen di fakultas tersebut. Mendengar pernyataan tersebut, si ayah bergumam, "sudahku bilang apa?" sambil terseyum bangga, apa yang ia harapkan sudah terpenuhi.

Si anak menegaskan selama menekuni bidang Dosen kurang lebih 12 tahun, suka dan duka ia alami. Di saat bersamaan ia harus mengurusi keluarga dan putra sulungnya yang ke empat, akhirnya ia memutuskan resign, agar lebih fokus, tegasnya.

Tapi walaupun dia resign, ia tetap aktif menulis buku tentang parenting dan mengisi pelatihan ke berbagai daerah, serta menegaskan, bahwa ia tetap mengajar walau beda tempat dan murid.

Kisah di atas mengajarkan bahwa, jika kita menghendaki apa yang menjadi pilihan kedua orang tua, disamping seorang anak dituntut memilih masa depanya, pada akhirnya Allah akan membuka ruang bagi dirinya.

Dan karakter yang kita miliki jika selalu diasah dan komitmen dengan prinsipnya akan selalu berkembang dan menemukan jalannya, serta akan menjadi cahaya bagi orang lain, tanpa terbatas ruang dan waktu.

Bijak Dalam Menyikapi 

Dalam situasi apapun, seyogyanya seorang anak harus berlemah lembut kepada kedua orang tuanya, jangankan dalam keadaan benar, dalam keadaan salahpun seorang anak tidak boleh mengatakan "ah" atau bahasa sederhanaya "nggak mau", hal ini Allah tegaskan dalam firmannya :

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (al-isra' :23)

Mengatakan "ah" saja di larang apalagi sampai membentak. Jangan salah orang tua membimbing dan menaruh anaknya di sekolah. Pilihan anda akan menggambarkan masa depannya.

                     Sekolah Berkarakter

Islam mengajarkan sikap santun kepada keduanya, bagaimana cara bertutur dan bersikap. Sungguh rugi seorang anak yang durhaka kepada kedunya, ridha Allah beririsan dengan ridhanya kedua orang tua, begitupula sebailknya, karena Nabi SAW bersabda :

Artinya : “Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Jika kedua orang tua senang dengan apa yang kita lakukan berarti pertanda Allah ridha terhadap apa yang kita kerjakan.

Semoga apa yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan mendatangkan ridha kedua orang tua dan pada saat yang sama mendapat rahmat Allah Swt. Aamiin []

*Pegiat pendidikan, dan Da'i, tinggal di Kota Batu (Anggota PW Pemhida Jatim- PGMNI)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...