Langsung ke konten utama

Berhenti Mengeluh

 


Oleh : Moh. Homaidi*

Salah satu sifat dasar manusia adalah mengeluh. Sebagai makhluk yang lemah manusia tidak lepas dari sikap keluh kesah. Karena memang manusia diciptakan dalam keadan demikian, akibatnya mudah menyalahkan, enggan bertanggung jawab, dan menjauh dari kebenaran.

Walau mengeluh adalah sifat yang ada pada diri manusia, tapi jangan dijadikan landasan untuk tidak optimis dalam meraih cita-cita, apalagi mengendorkan etos kerja. 

Apakah benar manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah? Allah SWT menjawab pertanyaan tersebut dalam firman-Nya.

Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS Al Ma'arij: 19-21)

Walaupun manusia terlahir dengan membawa fitrah untuk berkeluh kesah. Tapi itu bukanlah alasan bagi kita untuk selalu mengeluh saat menghadapi kesulitan.

Sebagaimana subtansi ayat ini bahwa orang yang sering berkeluh kesah, berakibat kikir dalam dalam beramal, baik berupa materi ataupun non materi, seperti sulit berinfaq/sodaqoh, dan enggan bermitra. Karena setiap apa yang didapat syarat dengan keluh kesah, sehingga tidak ada rasa syukur yang terpancar dalam lisannya. Hati menjadi keras dan perbuatannya mengandung maksiat.

Ayat ini juga merupakan teguran dari Allah, agar kita senantiasa mengevaluasi diri untuk tidak mengeluh. Selalu optimis, bangun jaringan yang luas, giringlah diri ini menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. 

Rugi

Mengeluhkan sikap suami/istri, anak, atau teman, kepada orang lain, apalagi kepada orang yang tidak tepat,  mendatangakan kerugian yang besar.  Hal ini menunjukkan kurang siapnya seseorang dalam mengadapi masalah. Padahal sikap tersebut secara tidak sengaja juga membeberkan aib dirinya, pesimis dan tidak siap bertanding.

Justru dengan sering mengeluh, membuat  hidup kita semakin sulit. Berkata Ibnu As-Samak, “Musibah itu ada satu, namun menjadi dua apabila dia berkeluh kesah. Yaitu kehilangan lantaran musibah tersebut dan kehilangan pahalanya.” (Rabi’ul Abrar, Az-Zamakhsyari 3/98).

Sejatinya seseorang mendapat pahala atas apa yang dihapinya, tapi karena ulah mengeluhnya dia mendapat dosa dan siksa. Merugilah orang yang bersikap demikian, na'udzubilla min dzalik

Komunikasi

Jika dalam sebuah hubungan, baik keluarga, ataupun persahabatan komunikasinya berjalan lancar, tidak ada yang tertupi, maka hati merasa tenang, kehidupan senang, masalah terurai. Pada saat yang sama tidak perlu ada keluh kesah, kerena sejatinya keluh kesah bersumber dari rasa kurang puas.

Hilangkan rasa kecurigaan antara satu dengan yang lain, jika perlu tanyakan langsung kepada yang bersangkutan daripada mengeluhkan sesuatu yang kurang jelas, karena perbuatan tersebut masuk pada kriteria ghibah.

Berhentilah mengeluh, karena dengan demikian lebih menentramkan hati dan menenangkan fikiran, serta menyejukkan pandangan. Jangan gelisah.! Tenang dan fokus dalam bersikap. Tetap optimis pasti menang.[]

* Salah satu Pendidik di SD Integral Al-Fattah Fullday School-Kota Batu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...