Langsung ke konten utama

Indahnya Mendidik dengan Cinta


Oleh : Moh. Homaidi*

Tadi siang, setelah pulang sholat dhuhur dari Musholla, saya berkeinginan kuat untuk baca buku, tampak di selah-selah jejerannya ada buku yang bertemakan Mendidik dengan Cinta. Dibawahnya tertulis "Anak begitu berharga, maka tumbuh kembangnya harus dijaga dan dibina".

Buku yang ditulis oleh Bunda Irawati Isadi ini, menyadarkan saya bahwa tidak semua orang yang berkeluarga punya keturunan. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya, parahnya ada yang melakukan diluar nalar manusia, hanya untuk mendapatkan satu hal, ialah keturunan.

Bagi pasangan yang telah dikaruniakan keturunan, bersyukurlah. Jagalah dia, didiklah dengan baik. Taruhlah ditempat dimana jiwanya terbentuk karakter yang disiplin dan bertanggung jawab. 

Tempat pembentukan karakter yang sesungguhnya adalah keluarga dan sekolah.  Dalam artikel yang berjudul "Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sekolah Terhadap Perilaku Siswa", dalam kesimpulannya 71% sangat berpengaruh. Selebihnya dari karakter bawaan.

Banyak orang tua yang lupa, ia menganggap bahwa pendidikan di Sekolah adalah satu-satunya jalan agar anak menjadi orang yang baik. Dengan kondisi saat ini dimana seorang Guru dituntut lebih terkait administrasi, tapi pada saat sama, disatu sisi mengajar tapi di sisi yang lain harus menyelesaikan administratif. Sehingga wajar terkadang antara raga dan pikirannya kurang menyatu, berakibat tidak fokus. Sinergi keduanya antara keluarga dan sekolah sangat menentukan masa depannya.

Maka orang tua punya kewajiban untuk mengingatkan dan mengarahkan anak saat di rumah, contohnya sekolah melarang minum berdiri maka di rumahpun sama, jika sinergi keduanya terbangun, maka karakter positif yang diinginkan berjalan baik. Begitupula sebaliknya.

Beratnya menjadi Seorang Pendidik

Berbagai tuntutan menunggu di pundaknya, siapapun bisa jadi pengajar, tapi untuk menjadi pendidik cukup berat. Jika jiwa dan raganya tidak siap, maka siap-siaplah murid akan menjadi pelampiasannya.

Kenapa seorang Pendidik berat menanggungnya? Karena dia adalah pengganti para Nabi, sebagaimana termaktub dalam Hadits :

Artinya : “Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak (menguntungkan).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud).

Seorang pendidik adalah orang yang punya ilmu dan keahlian, serta kemampuan dalam mengarahkan setelah menyampaikan keilmuan, tidak hanya dibangku kuliah dan waktu pengajaran berlangsung, tapi pasca pembelajaran inilah perannya ditunggu.

Sementara para Nabi adalah manusia pilihan yang dibekali beberapa keilmuan, dan siap menghadapi kaum dan ummat dari berbagai karakter, sabar dan tabah adalah kunci kesuksesannya. Walau terkadang tidak sedikit para Nabi mengadu, akan sikap dan karakter kaumnya, sehingga terpaksa Allah menurunkan azab kepadanya, taruhlah kaum Nabi Luth dan kaum Nabi Nuh.

Begitupula seorang pendidik, disamping menyampaikan keilmuan, dia harus menyiapkan jiwanya untuk mendidik dengan cinta, sabar saat menemukan anak didiknya kurang sopan, dan selalu doakan mereka agar senantiasa mendapatkan rahmat Allah.

Sebagai seorang Pendidik harusnya mudah memaafkan, tidak mudah marah, dan pandai meredamnya. Jangan mudah terpancing dengan keadaan, karena kemuliaan seorang pendidik ada pada kesabaran dan ketabahannya.

Hati-hatillah, karena ridha Allah terhadap seorang murid bergantung terhadap ridha Gurunya. Mari perluas kotak kesabaran kita sebagai pendidik dengan cinta. Sayangilah mereka, jauhkan mereka dari rasa benci, dan betapa indahnya kita mendidik dengan rasa cinta. Jika berbuat baik hasilnya baik (Q.S Ar-Rahman)

Perbayaklah membaca dan hauslah akan ilmu, serta tanamkan dalam diri untuk berubah ke arah yang lebih baik. Pribahasa yang bisa diambil "dimana ada kemauan, disitu ada jalan".

Semoga Allah menjadikan kita, seorang pendidik yang pandai dalam pengendalian diri, sehingga muncul benih cinta dan siap mengahantarkan mereka ke arah yang lebih baik. Wallahul Musta'an.[]

*Salah Satu Pendidik di SD Integral Al-Fattah Fullday School-Kota Batu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...