By. : Moh. Homaidi*
Diberbagai kajian Tarhib Ramadhan, disebutkan bahwa keimanan adalah tolok ukur meraih keutamaan didalamnya.
Betapa banyak orang yang berpuasa, menahan lapar dan dahaga, tapi puasanya sia-sia, karena menipisnya bekal iman yang dimiliki. Hal ini ditegaskan oleh Ustadz Zaki Ramadloni, LC M.Pd saat menyampaikan taujih pada Tarhib Ramadhan yang diadakan oleh Takmir Masjid Al-Juwariyah bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Islam Al-Fattah, ahad (19/3/2023).
Kegiatan ini dihadiri seluruh SDM YPI Al-Fattah, Muwaqif, Donatur dan Warga Kampung Ladu, serta dihadiri oleh Kepala Desa dan perangkatnya "Desa Sidomulyo", tentu hal ini menambah khidmatnya acara.
Pemuda yang murah senyum tersebut, disamping aktif sebagai Mudir Mahaba (Ma'had Hidayatullah Batu) juga sering tampil berdakwah. Beliau menegaskan dalam taujihnya bahwa, iman yang dimaksud dalam Firman Allah "Wahai Orang Yang Beriman.." perintah tentang puasa. Iman yang senantiasa berbekal ilmu.
Ilmu tentang puasa, "syarat, rukun, sah, dan yang membatalkannya". Karena dengan bekal ilmu inilah keistiqomahan dalam meraih target dan keutamaannya mudah didapat.
Begitupula sebaliknya tanpa ilmu, maka ibadah itu tidak berbekas. Apalagi berbekal ikut - ikutan, tentu mudah goyang dan rapuh, tutupnya.
Luruskan Niat
Niat adalah utamanya perbuatan karena setiap perbuatan diawali niat. Maka luruskan niat dalam meraih keutamaan Bulan Ramadhan.
Bulan ramadhan hanya diperuntukkan kepada orang yang beriman dan orang yang meluruskan niat.
Lurusnya niat seseorang dalam beribadah mampu menjaga keistiqomahan dan lebih sempurna daripada 'amalnya.
Tsabit Al-Banani mengungkapkan, niat seseorang lebih sempurna dari amalnya. Seorang Mukmin berniat melakukan ibadah pada waktu malam, berpuasa di siang hari dan mendermakan sebagian hartanya namun dirinya tidak mengikuti semua itu. Jadi, niatnya jadi sempurna dari amalnya. (Kitab : Hilyah Al-Auliya - 2/326).[]
*Salah satu Pendidik di SD Integral Al-Fattah Fullday School - Kota Batu
Komentar
Posting Komentar