Oleh : Moh. Homaidi*
Berlemah lembut adalah sikap kasih sayang seseorang kepada sesama. Tidak terkecuali kepada semua makhluk.
Seseorang yang berperangai kasih sayang akan senantiasa dicari oleh orang banyak dan ditunggu nasehatnya.
Teladan kasih sayang yang sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Beliau tahu dirinya sedang dicemooh, dihina, dan dirusak harga dirinya. Tapi beliau sabar, tetap menunjukkan sikap empati dan kasih sayangnya.
Kasih sayang ini dimunculkan oleh Nabi Muhammad, dengan berharap agar semua ummatnya mendapat hidayah. Terlepas dari kesesatan dan kurafat. Bentuk kasih sayang inilah yang menghantarkan Nabi pergi berdakwah ke Negeri Thaif.
Apa yang menjadi harapan Nabi agar kaum Thaif menerima dakwahnya, berbuah pahit. Nabi disambut hujatan dan lemparan batu. Beliau terusir, lebam dan luka beliau dapatkan, bahkan darah bercucuran.
Pada saat itulah datang Malaikat menawarkan bantuan agar diizinkan memberi azab. Kasih sayang Nabi melebihi rasa sakit yang sedang diterima. Sehingga tawaran Malaikatpun tertolak. Seraya berdoa, yang berbunyi “Yaa Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka belum tahu apa yang saya bawa”.
Diantara bentuk kasih sayang Nabi Muhammad, sebagaimana kita ketahui. Beliau setiap hari memberi makan kepada orang tua kafir Yahudi, kakek-kakek buta.
Orang tua tersebut selalu sumpah serapah, menjelekkan sosok Muhammad, si tukang sihir, pengadu domba. Setiap kali bertemu orang dia mangatakan. Seraya berpesan jangan mendekat dan berbicara dengan orang yang bernama Muhammad, dia tukang sihir, tukang tenun, dan terlaknat.
Setiap hari Nabi mendengar ocehan dan fitnah tersebut, hal ini tidak merubah sikap lemah lembut Nabi saat memberi sesuap makanan, sampai dia kenyang.
Setelah Nabi Muhammad wafat, rutinitas tersebut diganti oleh Abu Bakar As-Shiddiq, hingga akhirnya orang tua Yahudi merasakan perbedaan cara memberi suapan.
Kelemah lembutan inilah yang akhirnya orang tua buta dari kaum Yahudi ini kaget, setelah diberitahu bahwa orang yang yang biasa memberi makan dengan lemah lembut tersebut sudah wafat. Nangislah dia.
Dan orang itulah yang setiap hari kamu fitnah, dan pojokkan, itulah namanya Muhammad yang selalu kamu sumpah serapahi, tegas Abu Bakar menyampaikan.
Tambah menjeritlah kakek tua tersebut, seraya menyesali dan pada saat yang sama dia bersumpah masuk Islam.
Sadar dan Memaafkan
Sikap lemah lembut, membawa orang lain sadar, bahwa apa yang sedang diperbuat adalah salah. Karena seyogyanya hati membutuhkan kelemah lembutan, mereka melakukan yang salah secara syar'i kerena belum paham.
Maka diperlukan nasehat yang lemah lembut. Karena jika disikapi dengan kasar mereka tambah lari, dan tambah benci.
Ketahuilah, orang yang senantiasa membiasakan dirinya berucap dan bersikap dengan lemah lembut, menjadikan dirinya disukai orang lain dan kebaikan akan berdatangan.
Nabi Muhammad bersabda :
.... ارحموا ترحمون
Artinya : Berkasih sayanglah, niscaya kamu akan disayangi (HR. Muslim)
Maka sebaliknya orang yang senang dengan amarah dan kasar, dia akan dijauhi dan dimusuhi.
Salah satu bentuk kasih sayang dan akhalak terpuji adalah mudah memaafkan atas kesalahan orang lain (Hasan Bashri)
Mari kita perbaiki sikap dan ucapan, dengan senantiasa mengedepankan antara maslahat dan mafsadat. Serta kedepankan rasa memaafkan[]
* Salah satu Pendidik di SD Integral Al-Fattah Fullday School - Kota Batu
Komentar
Posting Komentar