By. : Moh. Homaidi*
Ketika mendengar kata pemimpin, seakan terngiang sosok tegas, tangkas, dan main intruksi. Apalagi bagi bawahan yang belum tuntas tugas dan tanggung jawabnya, jangankan bertemu, mendengar nama, atau suaranya saja sudah ogah. Menghindar pilihan terakhir.
Padahal kalau ingin ada kemajuan, dan komitmen untuk pengembangan diri. Tentu harus siap diingatkan, otok kritik, dan mengakui kesalahan. Bukan malah balik debat, yang ujung-ujungnya capek. Hal ini sangat sederhana, cukup diperbaiki kekurangannya, dan optimalkan tugas.
Ustadz Abdurrahman Muhammad, mengatakan ciri pemimpin yang hebat itu, dia siap dipimpin. Jika seseorang siap mengikuti sistem yang di bangun, dan siap mengembangkan, ini adalah ciri sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Lanjut pimpinan umum Hidayatullah tersebut, menegaskan "dan orang yang sudah siap dipimpin, maka barang tentu dia sudah siap menjadi pemimpin".
Disiplin
Seorang pemimpin yang berkualitas sangat memperhatikan dalam hal disiplin. Baik dari segi pekerjaan mulai kedatangan, kerapian, dan kebersihan, maupun pada tataran kepekaan.
Hal ini bisa di cerminkan, jika mendapatkan sampah berserakan, ia bersegera mengambil, dan membuang ke tempatnya. Tidak menuntut ini tugasnya siapa?, apalagi sampai keluar kata-kata "ini bukan tugasku".
Pemimpin yang berkarakter, akan ditunjukkan dari sorot matanya, ada ambisi menyelesaikan program. Gaya jalan yang tegap, meyakinkan bagi siapa yang melihatnya.
Gaya bicaranya pun, tidak luput dari penilaian kualitas seorang pemimpin. Apakah berbobot atau tidak? Berisi makna yang mendalam, tidak terburu-buru, tapi tertata, dan runtut.
Tumbuhkan jiwa seorang Pemimpin dalam diri, apapun pososinya. Baik sebagai tukang sapu sampai Derektur. Tanamkan karakter kepemimpinan melalui literasi, mulai dengan gemar membaca, berkarya, menulis, sampai orang lain merasakan manfa'atmya.
Semoga kita diberikan kemudahan menjadi sosok pemimpin yang berkarya, ringan tangan dan ringan lisan.[]
*Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar