By. : Moh. Homaidi*
Sering kita dapatkan, orang-orang yang bawaannya santai dan santun. Gaya bicaranya teratur, runtut. Setiap kata penuh makna.
Tidak mudah guyon, dan mampu membawa dirinya ke arah yang lebih baik, dengan bukti pada setiap pergaulan kehadirannya di tunggu.
Tapi tetap tegas saat melihat kemungkaran terjadi di tengah masyarakat. Berjiwa dermawan, dan tidak segan-segan memberi makan kepada orang yang membutuhkan.
Tentu hal ini, membuat orang yang mendengar dan melihatnya terpesona, dan berharap agar dirinya punya karakter dan jiwa yang demikian. Jika tidak dirinya, maksimal anak keturunannya.
Karakter ini pernah di peragakan oleh Shabat dekat Nabi Muhammad SAW., Abu Bakar As-Siddiq.
Ramah terhadap tamu, gaya bicaranya santun, serta dermawan. Tegas terhadap kemungkaran, hal ini terbukti ketika diangkat menjadi khalifah, ada kaum sindiq. Beliau langsung terjun dan menumpas keberadaannya.
Abu Bakar kekinian walau tidak sama, minimal ada kemiripan, bapak Dahlan Iskan, pendiri Surat Kabar terbesar se Indonesia, koran Jawa Pos.
Disaat beliau menjabat sebagai mentri BUMN, banyak terobosan dan solusi yang beliau berikan. Hal itu dirasakan oleh pejabat bawahannya dan khususnya rakyat. Bahkan ada buku hasil evaluasi dan solusi yang beliau tawarkan.
Para tokoh yang disebutkan ini, atau yang tidak tersebut, tapi punya kemiripan, adalah orang-orang pilihan.
Kesabaran dalam menyikapi masalah, dengan solusi yang diberikan. Harus tanggung sendiri akibatnya, keluarga jadi taruhan apalagi jabatan, demi mendapatkan kebenaran.
Orang yang tidak punya kesabaran akan terhempas oleh hembusan fitnah, dan arogansi lingkungan yang kurang terdidik.
Kesabaran inilah membawa puncak ketenangan bagi jiwa, dan kejernihan dalam berfikir.
Prasangka Baik
Orang yang berprasangka baik, tidak akan mendapatkan tekanan batin. Karena jika melihat masalah dia berfikir sisi positif bukan negatif. Hati menjadi tenang pikiran pun aman.
Kecuali memang ada pelanggaran Syari'ah yang menuntut kita bersikap, baru berikan masukan dan arahan yang bijak, serta mangandung efek jera.
Orang bijak dan mulia selalu berfikir positif dan rekonstruktif, sehingga bawaan dan ucapannya mengandung makna dan guna.
Jadikan diri ini pribadi yang bijak dan mulia, dengan selalu berfikir positif, dan berprasangka baik, serta berharap baik.
* Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar