By. : Moh. Homaidi*
Spirit sebuah organisasi, terletak sajauhmana pengurus menjaga kederisasi, yang malahirkan pengganti yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan menejerial.
Layak atau tidaknya seseorang menjabat di posisi tertentu, harus lewat prosedur yang ada, di samping keilmuan dan keimanan, yang tidak kalah pentingnya track record selama berorganisasi.
Karena hal ini sangat berpengaruh kepada sikap, dan arah organisasi selanjutnya.
Takaran sehatnya organisasi dapat diukur, apakah sesuai padoman organisasi (PDO) atau menunggu kebijakan intruksi atasan. Tentu kita hilangkan khawatiran terjadinya like and dislike.
Karena di berbagai organisasi besar yang ada, sudah terjadi hal yang demikian. Bukan hanya itu, interest pertemanan bahkan kekeluargaan lebih di utamakan, daripada kesiapan kader. Terlebih pragmatisme many. Siapa yang paling menggiurkan tawarannya itu dipastikan menang.
Sehingga wajar terjadi permainan yang kurang sehat, sering serang antar kader, terakhir organisasi sebelah, saat munas saling tonjok dan lempar kursi. Alih-alih menyelamatkan organisasi, yang ada merusak almamater diri.
Banyak organisasi yang jatuh bangun, di karenakan adanya kepentingan tersebut. Tentu kita tidak ingin, organisasi yang kita banggakan ini mengalami stagnan disebabkan huru hara tersebut.
Jadilah organisatoris yang sehat, sesuai PDO yang lebih mengutamakan pengembangan dan kemakmuran organisasi.
Kuat
Jadilah orang-orang yang kuat mengemban amanah, dengan segala hiruk pikuk perjalanan organisasi. Karena bagus tidaknya orgnisasi tergantung sam'an watha'atannya kader.
Apakah kader itu kuat dan sanggup menerima amanah? Dapat diukur, tidak mudah mengeluh, apalagi sedikit-sedikit menyalahkan, dan mencari kambing hitam.
Waktunya seorang kader menguatkan diri dengan literasi. Karena, sebuah gagasan tumbuh sebab banyaknya membaca dan menulis. Serta mampu mengaplikasikan di lapangan. Dari alam cerita menuju alam realita.[]
*Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar