By. : Moh. Homaidi
Selama kita hidup di Dunia, semua akan sirna dan kembali ke sedia kala, berupa ketidak adaan.
Muda, atau tua, akan mengalami akhir dalam kisah hidupnya. Apakah dia sebagai pelajar, pejabat, petani, pedagang, pengusaha, guru sampai penguasa.
Sekarang sebagai orang yang mendapat amanah, manfaatkan waktu yang ada untuk memberikan hal yang lebih.
Tidak sebaliknya, ingin mengeruk dan berupaya melanggengkan kekuasaannya. Ketahuilah, ibarat buah yang awalnya manis, karena masih muda. Tapi pada saatnya dia akan menua, dan membusuk akhirnya jatuh.
Begitu pula sebuah jabatan, bagaimana agar perbuatan selalu di kenang, dan menebar manfa'at. Walau akhirnya jabatan teralihkan, dan jatah hidup sudah habis, kebaikan itu akan selalu harum semerbak.
Inilah yang menyebabkan banyak orang mendoakan, dan berharap agar Allah menghadirkan sosok yang sifat dan krakternya sama.
Rasa sakit yang kita derita pun semua akan berakhir, dan kembali pulih. Maka bersabarlah dengan hiruk pikuk dunia ini
Dunia sifatnya sementara, maka dengan demikan apapun yang ada di dalamnya otomatis akan sirna.
Kepemimpinan
Kita butuh sosok pemimpin yang punya kepemimpinan yang baik dan bijaksana. Dengan ciri, di puji tidak terbang, di cela tidak tumbang.
Tidak tebang pilih, dan jelas dalam memberikan supermasi hukum. Yang diutamakan kesejahteraan dan ketentraman rakyat.
Sosok inilah yang kita butuhkan, baik dalam keluarga, perusahaan, lembaga, dan Negara. Walau sebenarnya cukup sulit mendapatkan sosok tersebut, tapi setidaknya menjadi sosok yang demikian bisa di usahakan.
Apakah diri kita bisa? In syaa Allah bisa. Selama ada kemauan di situ ada jalan.
"من جدّ وجد"
Siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan.
Pertama, kekuatan membaca. Membaca mampu merubah pradigma. Dari penakut bisa jadi pemberani. Semula tidak tahu, menjadi tahu.
Kedua, penerapan. Apa yang telah dibaca segera di laksanakan. Sehingga bukan hanya sekedar harapan yang tidak bertuan, tapi bagaimana hasil bacaan jadi renungan, yang akhirnya mampu di laksanakan.
Ketiga, dermawan. Agar kita menjadi sosok pemimpin yang dirindu, perlu sifat ringan tangan. Mudah membantu sesuai kebutuhan orang lain.
Keempat, jangan mudah umbar janji. Terkadang orang menjauh dari kita, disebabkan mudah berjanji, tapi juga mudah melupakan. Berjanjilah jika sudah jelas anggaran dan eksikutornya.
Dengan kepemimpinan yang akuntabel tesebut, in syaa Allah mampu menebar inspirasi dan perubahan kepada bawahan dan rakyat.
Boleh jadi tidak kekal kekuasaannya, tapi nama dan spiritnya harum sepanjang hayat. Dan pastrahkan hasilnya kepada Allah Swt.[]
*Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar