By. : Moh. Homaidi*
Masih sering kita temukan orang yang mudah menyepelekan hal yang kecil. Padahal untuk menjadi besar harus di mulai dari hal yang kecil.
Untuk menjadi perbukitan, terdiri dari kumpulan kerikil-kerikil kecil, tertumpuklah sehingga menjadi gumpalan besar.
Begitu pula dalam hal maksiat, mulai melihat foto lewan jenis. Menganggap itu hanya foto, karena keseringan lalu ada rasa ingin nonton videonya. Ternyata tidak puas sampai disitu, ada dorongan ingin mencoba seperti apa rasa dan seterusnya.
Sama halnya dalam sebuah pekerjaan, seolah pekerjaan orang lain kurang, dan tidak berarti apa-apa. Serta mengganggap pekerjaan diri dan golongannya paling bagus.
Hati-hati hal itu bisa menjadi jebakan diri masuk ke jurang kesombongan. Serta mudah mencari alasan untuk mencari kambing hitam.
Hal ini sepele, tapi cukup merusak dan melalaikan pekerjaan. Karena mudah puas dan mudah menyalahkan.
Jangan mudah menyepelekan orang lain baik dalam hal ibadah, mu'malah, dan sosial. Jangan melihat penampilan, tapi lihatlah kesungguhan dan hasilnya.
Jurang kehancuran
Orang yang mudah menyepelekan perkara kecil akan terjebak pada jurang kehancuran. Sebab bisa dipastikan sulit mengatur waktu.
Banyak di antara kita yang selalu melupakan hal-hal kecil bahkan mereka tidak ragu untuk menunda hal-hal kecil tersebut. Sehingga merambat tidak selesainya target yang telah di canangkan.
Termasuk juga dalam hal menyepelekan dosa kecil. Nabi Muhammad mengingatkan kita sesuai sabdanya :
Artinya, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ‘ar raan’ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (HR. Tirmidzi).
Jangan mudah meremehkan hal yang kecil, apapun bentuknya, karena menjadi jurang kehancuran bagi dirinya, di dunia tidak mendapat ruang di dalam hati orang baik, apalagi di akhirat, tentu siksa didapat.
سقيّ في الدّنيا وسقيّ في الآخرة
Artinya : "Rugi di dunia, dan juga rugi di akhirat"
Waspadalah dengan perkara yang kecil, segera berpaling menuju ke arah yang lebih baik, dengan memperbanyak dzikir dan fikir.[]
*Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar