Langsung ke konten utama

Memahami, Butuh Waktu.!

 


By. : Moh. Homaidi*

Sering kita temukan orang-orang yang yang sulit memahami sesuatu, bahkan andaikan kita berikan arahan enggan menerima. Terlebih dirinya merasa sudah lama, dan lebih pengalaman.

Abu lahab adalah salah satu sosok pemangku orang yang tidak mau mengambil dan menerima masukan. Suatu ketika Nabi Muhammad SAW baru menerima Mukjizat Sholat, dan ini menjadi awal di wajibkannya Sholat.

Pagi-pagi buta Nabi memberi kabar kepada seluruh Penduduk Qoraisy agar berkumpul di sebuah tempat, karena akan ada kabar dahsyat yang akan disampaikan.

Sebagai seorang paman Abu Lahab, sudah bisa menebak seraya berkata "apalagi yang akan diperbuat Muhammad ini?, masak bualan terus, tidak ada henti-hentinya".

Ketika Orang-orang Qurays berkumpul di tempat yang di maksud, kabar dahsyatpun di sampaikan. Tapi apa respon Abu Lahab, "sudah kuduga, itu hanya bualan dan tidak mungkin benar adanya. Parahnya dia juga mempengaruhi orang lain, agar tidak percaya terhadap apa yang di sampaikan Muhammad SAW.

Dari kumpulan orang-orang Qurasy yang hadir, ada seorang saudagar yang mengacungkan tangan seraya berteriak "aku yang percaya atas apa yang di sampaikan Muhammad", yang lain diam tanpa berkata-kata. Siapakah dia? Dia adalah Abu Bakar As-Shiddiq ra.

Jika dalam sehari-sehari kita menemukan karakter yang persis Abu Lahab, maka perlu sebaiknya kita ingatkan, syukur kita doakan agar mendapat hidayah.

Ibrah dan Pengetahuan

Maka perlu digalakkan kembali iqro' yang baik dan benar. Sekolah ke tingkat yang lebih tinggi tidak harus di alami oleh semua orang, tapi perlu uptodet melalui literasi membaca. Dan jadikan apa yang telah terjadi menjadi ilmu pengetahuan, dan pelajaran agar kita tidak masuk ke dalam jurang yang sama.

Salah satu wasiat Imam Syafi'i kepada muridnya Al-Muzanni. Diantaranya, "Jadikan kejujuran sebagai lisanmu, menjaga amanat sebagai tiangmu, ketaatan sebagai hidupmu, keridaan sebagai amanatmu, pemahaman sebagai mata hatimu."

Bagaimana kita paham terhadap apa yang kita baca, apa yang diperbuat, dan kebijakan yang telah di tetapkan. Sementara kita masih ogah dalam belajar, dan bagaimana agar pemahaman sampai ke mata hati? Ialah dengan cara beriqro' yang baik dan benar.

Lalu hasil iqro' tersebut kita kerjakan, tidak menunda, apalagi mengabaikan, maka kenikamatan pemahaman ilmu, dan upaya memahamkan kepada yang orang lain in syaa Allah tarqobul, tentu dengan syarat Allah SWT tidak mengunci mata hati yang bersangkutan. 

Dengan demikian kita butuh waktu memahami karakter orang lain, agar tidak mudah menghakimi, dan menggrogoti, apalagi menuduh. Yang ada merangkul bukan memukul, membimbing bukan mencibir, dan empati bukan menyakiti.[]

*Aktivis Sosial dan Pendidik



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...