By. : Moh. Homaidi*
Seorang teman bertanya, bagaimana cara menulis yang baik dan benar? Gampang, jawabku.
Pertama, harus punya idola, siapa yang menjadi rujukan, sehingga tahu gaya penulisannya. Kedua, mentor. Kehadiran seorang mentor dalam menulis sangat diperlukan, karena ia yang akan mengontrol dan membimbing terkait polesan serta keistiqomahan di dalamnya.
Jika dua hal ini bisa kita miliki besar kemungkinan menjadi penulis handal mudah diraih. Hanya saja untuk mendapatkan idola memang harus tumbuh dalam diri untuk belajar dengan baik dan maksimal.
Sehingga ia bisa memadukan beberapa gaya penulisan, jika ini dapat dilakukan maka langkah pertama sudah diraih, selanjutnya butuh teman yang siap membimbing.
Berikutnya tulislah apa yang menjadi renungan dan harapan, jadilah diri sendiri dengan krakter tulisan. Jika sudah selesai kirimkan ke mentor agar segera mendapat respon. Tetap semangat apapun hasilnya, jangan mender, apalagi lemah semangat pupuslah harapan. Karena kunci terakhir adalah tumbuhnya semangat yang membara.
Jembatan Kebaikan
Menulis adalah bagian dari keimanan, orang yang aktif menulis menunjukkan kuatnya keimanan yang tumbuh dalam dirinya, dan layaknya seorang beriman mengagumi dan mencontohnya, sebab dengan menulis apa yang menjadi harapan dan rasa akan tersampaikan.
Kalau dalam sebuah hadits disebutkan kebersihan adalah sebagian dari iman, maka dapat diyakinkan pula kalau menulis juga sebagian dari iman. Sebab menulis menyebabkan orang tahu kalau ada hadits yang mengatakan demikian.
Andai menulis tidak ada, atau andai apa yang dikatakan Nabi tidak tertulis, mungkin ucapannya kini hilang ditelan zaman. Menulislah yang menyelamatkannya, maka menulis itu sebagai dari iman.
Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an :
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya : "(Dzat) yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan qalam, mengajar manusia apa yang belum diketahui(nya)" (QS. Al-Alaq: 4-5)
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa kata qalam disini dapat berarti hasil dari penggunaan alat, yakni tulisan. Betapa pentinganya sebuah tulisan, sebab dengannya seseorang akan mengetahui dari sesuatu yang sebelumnya tidak tahu.
Hamka, sang orator, ulama’ dan sastrawan terkenal mengatakan, "tulisalah apa yang baik orang lakukan atau lakukanlah apa yang baik orang tuliskan." Hal inilah yang akan menjadikan seseorang tercatat dalam buku stambuk dunia.
Sebab seorang penulis atau seorang yang melakukan hal-hal yang perlu ditulis akan hidup lebih lama dari ajalnya. Sementara mereka yang tidak menulis atau melakukan hal-hal yang layak ditulis akan mati sebelum ajalnya tiba.
Menulislah karena itu adalah jembatan menuju kebaikan, betapa banyak kepala yang akan merasakan ketengan dan berapa generasi yang akan mendapatkan arahan dan bimbingan, sebab tulisan akan menembus lintas generasi. Beruntunglah kita masuk pada bagian tersebut.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar