By. : Moh. Homaidi*
Setiap kita pasti berharap kebaikan dan berdo'a untuk mendapatkannya. Tapi betapa banyak disaat yang bersamaan kebaikan tersebut tertunda, bahkan tertolak sebab keteledorannya.
Taruhlah, seorang Kapala Desa meminta kita terlibat aktif dalam sebuah acara, tapi karena urusan spele permintaan itu di tolak. Sehingga wajar ketika suatu saat ada kegiatan yang sama, kita kurang diperhatikan.
Ternyata ini menjadi salah satu sebab seseorang kurang mendapatkan perhatian dari orang lain, terlebih oleh pemerintah.
Contoh lain, jika kita tinggal di sebuah kampung yang notabeni pekerja keras, berangkat pagi pulang sore. Terkadang mereka sulit mendapatkan pengetahuan yang cukup, sehingga wajar mereka mudah teradu domba.
Mudah percaya atas informasi yang diterima bahkan nyaris tidak tahu mana yang benar dan salah. Sementara kita sibuk dengan kegiatan sendiri, sehingga lupa memberikan pengarahan dan bimbingan.
Di saat takmir masjid atau musholla meminta kita memberikan kultum (kuliah tujuh menit) kepada jama'ah sholat subuh, ada saja alasan untuk menolaknya.
Benar kata pepatah, "seluas luasnya alas, lebih luas alasan".
Lalu kapan kita akan menebar manfa'at dan menularkan kebaikan jika alasan ini terus menjadi tameng untuk bergaul dan bercengkrama dengan masyarakat.
Segeralah berbuat baik sebelum terlambat, karena kesempatan tidak akan datang kedua kalinya.
Imam Ahmad bin Hambal berkata :
كلّ شيئ من الخير تهتمّ به فبادر إليه قبل أن يحال بينك وبينه
Artinya : "Jika anda tertarik melakukan suatu kebaikan apapun itu, maka segeralah anda kerjakan sebelum anda dan kebaikan tersebut terhalangi".
Maka, beruntunglah orang yang menyegerakan kebaikan yang senantiasa menebar manfa'at dan maslahat.
Antara Keimanan Dan Kedewasaan
Wajar jika kita mendapati sosok yang santun, bertutur lembut, dan siapa saja yang diajak ngobrol nyambung dan asyik. Nyaris solutif dan komperatif, masih muda tapi berjiwa dewasa.
Apa yang menjadi sebab umur masih muda tapi sudah dapat dipercaya dan berjiwa dewasa. Ialah karena faktor keimanan.
Allah SWT berfirman, yang artinya: "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia". (Q.S. Al-Mukminun 23: 3)
Orang yang beriman mampu menjaga diri agar terhindar dari kesia-siaan, dan siap berkorban untuk kemaslahatan.
Begitupula sebaliknya, umur sudah tua tapi iman masih lemah, maka yang terjadi keinginan kuat agar dihoramati orang lain lebih menonjol.
Tapi, sungguh disayangkan ia lemah iman sehingga mudah marah, dan jiwanya kurang stabil.
Maka, kuatkan keimanan dengan senantiasa bergaul bersama orang sholeh dan menghargai orang lain.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar