By. : Moh. Homaidi*
Bagi orang mampu menyerap makna lingkungan sekitar, pasti ia memperoleh inspirasi dan pelajaran berarti dalam kehidupan.
Sepintas aku mengecek WhastAp dari beberapa rekan kerja, tiba-tiba lewat foto profile teman yang berbunyi "Belajarlah dari jam dinding".
Pertanyaan pun keluar dari benakku, emang ada apa dengan jam dinding? Sekilas biasa aja, tapi setelah direnungkan betapa besar arti sebuah jam dinding.
Ketiadaannya dicari, dan keberadaannya memberi arti, walau hanya sepintas. Setelah itu terlupakan.
Aku pun menyempitkan mata seraya berenung, apa falsafah yang terkandung di dalamnya.
Sifat jam dinding dilihat orang atau tidak, ia tetap berdenting. Tidak peduli siapa yang melihat, dan melalui sudut pandang apa?.
Dihargai atau tidak ia tetap berputar, walaupun tak seorang pun mengucapkan terimakasih ia tetap bekerja, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik.
Keikhlasan
Orang yang mudah tersinggung dan rawan baper, ia belum ikhlas dalam berbuat. Dia masih menaruh harap manusia atas pujian yang menjadi tujuan.
Dipastikan ia selalu sakit hati, jika atasan atau timnya tidak menanyakan dan memuji karya yang telah dibuatnya.
Beda halnya seseorang yang ikhlas dalam beramal, ia tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Karena pada dasarnya antara pujian dan hinaan tipis jaraknya.
Maka, teruslah berbuat baik, meskipun kebaikan kita tak dinilai dan kerap diabaikan. Yakinlah, Allah akan melipat gandakan.
Nabi tegaskan dalah sabdanya yang Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu". (HR Muslim)
Hati menjadi tolok ukur kualitas sebuah pekerjaan dan pahala yang akan diraihnya.
Nabi pun menganalogikan amal yang dilandasi dengan ikhlas dalam hati seperti bejana. Dari Muawiyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis.
إنَّما الأعمالُ كالوِعاءِ إذا طابَ أسفلُهُ طابَ أعلاهُ وإذا فسَدَ أسفلُهُ فسدَ أعلاهُ
Artinya: "Sesungguhnya amalan itu seperti bejana. Jika bagian bawahnya baik maka baik pula bagian atasnya. Jika bagian bawahnya rusak, bagian atasnya pun rusak". (HR Ibnu Majah)
Pentingnya sebuah keikhlasan dalam melaksanakan suatu perkara, sebab ia mampu mempengaruhi hasil.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar