By. : Moh. Homaidi*
Disaat malam Natal, aku dikejutkan dengan postingan teman. Di mana ia berkumpul bersama dengan non Muslim di sebuah Cafe.
Apa yang yang sampean lakukan, dan dalam rangka apa itu? Aku bertanya.
Ini saya sedang memenuhi undangan tokoh Agama dalam rangka kerukunan, jawabnya.
Aku pun menayakan, apa sih hasil bincang-bincang tersebut dan apa manfa'atnya? Ini menarik untuk dibuat tulisan, aku menimpali.
Intinya, ini dalam rangka membentuk kerukunan antar umat beragama di Desa, dengan tujuan untuk menghindari konflik sosial dan ideologi, jawabnya.
Ia menambahkan, terkhusus dalam hal sosial, dari manfa'at berkumpul ini, kami ummat Islam dan mereka yang non Muslim selalu gotong royong, berbagi satu sama lain, hingga sampai pada menjaga keamanan kampung.
Pada aspek ideologi kita tumbuh saling menghargai dalam keberagaman, toleransi, dan saling melindungi, serta tidak mudah menghujat, .
Contohnya, seperti kegiatan pengajian. Agama lain pun ikut partisipasi baik materi, tenaga dan keamanan. Bukan hanya itu, mereka terkadang juga hadir.
Kerukunan warga sering kita kemas dengan kerjabakti bersama, sehingga menjadi tolak ukur keberhasilan kekompakan antar Agama, terpotret pada kenyamanan dan keamanan dalam melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
Tapi pada pelaksanaan Aqidah tetap Lakum Dinukum Waliyadin, he..he. Tutupnya pada perbincangan via WhastAp malam itu.
Tampilkan Islam Dengan Semangat Berbagi
Diberbagai literatur buku keisalaman, sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang mulia, murah hati dan senyum.
Bukan hanya itu, ringan tangan pun disematkan kepadanya. Bahkan sebelum beliau diangkat menjadi seorang Nabi, beliau sudah mendapat julukam Al-Amin (orang yang dapat dipercaya).
Hingga dalam sebuah hadits diceritakan sebelum wafat. Beliau setiap pagi pergi ke pasar, guna menyuapi orang tua yang sudah renta dan buta. Walau yang bersangkutan selalu menghujat dirinya, beliau tetap teguh dengan sikap sosialnya. Masyaa Allah.
Itulah pancaran keimanan yang menghujam dalam hati, tercermin dalam sikap dan pergaulannya.
Nah, bagaimana kita sebagai ummatnya mampu meneladani serpihan iman dalam pergaulan sehari-hari.
Karena sesungguhnya keimanan seseorang tergambar dalam keramahan, dan manfa'at yang diterima oleh orang lain.
Hal ini Nabi tegaskan dalam hadits yang artinya : Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda, ”Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR Thabrani dan Daruquthni).
Yuk.. Kita bangun semangat keimanan dengan selalu bersikap ramah, senang berbagi, dan semangat melindungi.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar