Oleh : Moh. Homaidi*
Seorang teman datang menemui penulis seraya konsultasi tentang “kenapa ya, orang-orang sekitar mudah terpancing dengan isu yang tidak jelas sumbernya, bahkan bisa jadi itu terendikasi fitnah?” begitulah kira-kira gambaran kegelisahan seorang teman.
Penulis pun mulai merenung, seraya mencari solusi agar mudah diterima dan bisa digunakan. Aku awali pembicaraan dengan ucapan istighfar, agar apa yang diucapkan mendapat petunjuk, dan jika dipertengahan ada khilaf mudah mendapat ampunan.
Pada dasarnya setiap manusia pasti ada rasa ingin tahu, hanya saja rasa itu kebablasan sehingga menuntut dirinya ikut campur bahkan seolah-olah bisa mengatasi masalah yang ada, padahal itu tidak penting baginya. Wajar jika kita sesekali berpapasan dengan teman tapi wajahnya kusam, sedih dan gundah. Setres mulai menyerang dirinya, sebab sibuk mikirin urasan orang lain.
Lindungilah diri dari perkara yang akan merusak amal dan kebaikan, tentu tidak bisa mengatasi urusan orang lain, karena tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang digelutinya. Yang ada ghibah dan mengunjing. Islam mengatur pengikutnya agar menjauhi sikap tersebut. Berdasarkan Hadits Nabi, beliau bersabada :
Artinya : "Tahukah kamu, apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Kemudian Beliau bersabda, "(Ghibah yaitu) kamu membicarakan (menyebut-nyebut) saudaramu atas hal-hal yang tidak disukainya (dibencinya)."
Ditanyakan kepada Rasulullah, "Lalu bagaimana jika apa yang aku bicarakan itu memang benar ada pada diri saudaraku?" Rasulullah SAW berkata, "Jika apa yang kamu bicarakan itu memang ada pada diri saudaramu, maka kamu telah menggunjingnya. Dan jika yang kamu bicarakan itu tidak ada pada diri saudaramu, maka kamu telah berbuat kedustaan (kebohongan) terhadapnya." (HR Muslim)
Berdasarkan penegasan hadits tersebut, maka seyogyanya kita sesama orang islam menutupi aib saudara, dan jika kita mendapati teman-teman mengunjing saudara seiman berilah ia peringatan baik berupa teguran. Sebab teman yang sejati adalah teman yang mampu menyelamatkan saudaranya dari lembah kehinaan baik berupa aib atau mengunjing.
Teruslah memberi nasehat
Ternyata tidak mudah memberi nasehat kepada teman sejawat atau bahkan kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya. Terkadang kita sendiri yang kenak batunya, dimusuhi atau bahkan dijauhi.
Yakinlah saudaraku, jika kita berada pada posisi yang benar dan tetap dalam keimanan yang kuat serta bermaksud ingin membantu orang lain, pasti kita akan mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat : 30)
Teruslah berkarya dengan tetap mejaga keimanan dan berbuat untuk kebaikan, pertolangan dan perlindungan senantiasa berpihak kepada kita.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar