Oleh. Moh. Humaidi, M.Pd*
Diam sesaat di rumah terasa sudah lama dan membosankan.
Untuk memacahkan suasana hening, sepi, coba baca qur'an, buku, nonton Tv, buka hp. Sejenak kegiatan ini menepis rasa bosan, hilang.
Tapi ternyata...?
Rasa tenang ini tidak bertahan lama, pingin rasanya bertemu kawan, bercengkrama, dan berdiskusi. Bahkan ingin bersua dan melepaskan rasa haus rindu dengan keluarga di kampung nan jauh di sana.
Ya...
Itu harapan, semoga tidak hanya tinggal harapan.
Merupakan kebiasaan pada umumnya, setiap ramadhan, menjelang hari raya. Semua saudara, sanak family, keluarga besar akan berkumpul, saling berma'af ma'afan dan melepaskan rasa kangen bersama.
Larangan keluar rumah, jaga jarak, memakai masker, dan cukup di rumah saja atau di sebut dengan lockdown.
Apalagi ditambah akan diperlakukannya pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di daerah.
Ini cukup menambah rasa was was dan khawatir yang berlebih.!
Tidak ada yang harus di salahkan, apalagi rasa sesal..!
Yang terjadi biarlah terjadi. Tinggal kita intropeksi diri. Dan jadikan momen ini lebih dekat kepada yang maha kuasa dan perkasa. Yaitu Allah 'Azza Wajalla.
Lalu bagaimana cara kita agar lebih dekat kepada Allah Swt.?
Apa cukup dengan sholat, dan baca Al Qur'an?
Tentu ini bisa.!
hanya saja perlu banyak stimulus. Kalau tidak? akan dihantui rasa futhur, males dan capek.
Untuk menepis rasa futhur ini dan ibadah ramdhan berjalan sesuai arah Al Qur'an dan Sunnah.
Ketua Pemhida Jatim mengeluarkan Program, *Planner Ramdhan* yang terangkum dalam 5 item, yaitu : "Target pribadiku, Target ibadah harian, Ramadhan daily life, One day One ayah dan Tips sukses ramdhan".
Besar harapan pada masa lockdown yang bertepatan dengan bulan suci ramdahan 1441 H. ini menjadi momentum meningkatkatnya 'Amal
Infirodi bagi setiap kader muda jatim., pungkasnya.
Dan program ini sangat membantu atas suksesnya ibadah mahdah dan ghairo mahdah, Karena ada jurnal yang akan membantu untuk mengontrol kegiatan tersebut. Berdasarkan intruksi ketua Pemhida yang bertanggung jawab susksesi program ini adalah Depertemen Pengkaderan.
Tentu ini akan di sambut baik oleh Dep. Pengkaderan Jatim khususnya dan umumnya oleh kader muda Jatim, sebab ini akan membantu dalam menghilangkan rasa bosan, apalagi baca Qur'an, menghafal dan ziyadah hafalan hanya sebagai kegiatan sampingan bukan menjadi target utama.
Dengan nyata ini menghantarkan calon pemimpin muda jatim, Al Qur'an adalah target utama, Qiro'ah, Tahfidz dan Muroja'ah terus terukur dan terarah.
Dari sini kita merasakan nikmatnya berjama'ah, berorganisasi, karena ada yang mengingatkan dan mengarahkan.
Maka wajar bila Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahwa berjamaah lebih baik dari pada sendiri.
Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Berdua lebih baik daripada sendiri, bertiga lebih baik daripada berdua, berempat lebih baik daripada bertiga, maka hendaklah kalian tetap bersama berjamaah, karena sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku kecuali atas sebuah petunjuk (hidayah).” (HR. Ahmad)
Dalam sebuah kisah diceritakan, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dalam salah satu isi khutbahnya pernah berkata,“Siapa di antara kalian menginginkan kenikmatan surga, hendaklah ia senantiasa komitmen dengan Jamaah.”
Oleh karenanya, jadikan jama'ah ini tempat untuk menumpahkan gagasan, ide dan sharing.
Yang tidak kalah pentingnya sekali lagi jadikan masa lockdown ini momentum meningkatkan 'amal infirodi.
Berharap, semoga terbentuknya Pemhida Jatim ini menjadi wadah dan serana untuk selalu dekat dengan sunah dan tempaan para calon pemimpin.
* Ketua Depertemen Pengkaderan Jatim, Pendidik YPI Al-Fattah Batu Dan Da'i.
Oleh. Moh. Humaidi, M.Pd*
Diam sesaat di rumah serasa sudah lama dan membosankan.
Untuk memacahkan suasana hening, sepi, coba baca qur'an, buku, nonton Tv, buka hp. Sejenak kegiatan ini menepis rasa bosan, hilang.
Tapi ternyata...?
Rasa tenang ini tidak bertahan lama, pingin rasanya bertemu kawan, bercengkrama, dan berdiskusi. Bahkan ingin bersua dan melepaskan rasa haus rindu dengan keluarga di kampung nan jauh di sana.
Ya...
Itu harapan, semoga tidak hanya tinggal harapan.
Merupakan kebiasaan pada umumnya, setiap ramadhan, menjelang hari raya. Semua saudara, sanak family, keluarga besar akan berkumpul, saling berma'af ma'afan dan melepaskan rasa kangen bersama.
Larangan keluar rumah, jaga jarak, memakai masker, dan cukup di rumah saja atau di sebut dengan lockdown.
Apalagi ditambah akan diperlakukannya pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di daerah.
Ini cukup menambah rasa was was dan khawatir yang berlebih.!
Tidak ada yang harus di salahkan, apalagi rasa sesal..!
Yang terjadi biarlah terjadi. Tinggal kita intropeksi diri. Dan jadikan momen ini lebih dekat kepada yang maha kuasa dan perkasa. Yaitu Allah 'Azza Wajalla.
Lalu bagaimana cara kita agar lebih dekat kepada Allah Swt.?
Apa cukup dengan sholat, dan baca Al Qur'an?
Tentu ini bisa.!
hanya saja perlu banyak stimulus. Kalau tidak? akan dihantui rasa futhur, males dan capek.
Untuk menepis rasa futhur ini dan ibadah ramdhan berjalan sesuai arah Al Qur'an dan Sunnah.
Ketua Pemhida Jatim mengeluarkan Program, *Planner Ramdhan* yang terangkum dalam 5 item, yaitu : "Target pribadiku, Target ibadah harian, Ramadhan daily life, One day One ayah dan Tips sukses ramdhan".
Besar harapan pada masa lockdown yang bertepatan dengan bulan suci ramdahan 1441 H. ini menjadi momentum meningkatkatnya 'Amal
Infirodi bagi setiap kader muda jatim., pungkasnya.
Dan program ini sangat membantu atas suksesnya ibadah mahdah dan ghairo mahdah, Karena ada jurnal yang akan membantu untuk mengontrol kegiatan tersebut. Berdasarkan intruksi ketua Pemhida yang bertanggung jawab susksesi program ini adalah Depertemen Pengkaderan.
Tentu ini akan di sambut baik oleh Dep. Pengkaderan Jatim khususnya dan umumnya oleh kader muda Jatim, sebab ini akan membantu dalam menghilangkan rasa bosan, apalagi baca Qur'an, menghafal dan ziyadah hafalan hanya sebagai kegiatan sampingan bukan menjadi target utama.
Dengan nyata ini menghantarkan calon pemimpin muda jatim, Al Qur'an adalah target utama, Qiro'ah, Tahfidz dan Muroja'ah terus terukur dan terarah.
Dari sini kita merasakan nikmatnya berjama'ah, berorganisasi, karena ada yang mengingatkan dan mengarahkan.
Maka wajar bila Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahwa berjamaah lebih baik dari pada sendiri.
Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Berdua lebih baik daripada sendiri, bertiga lebih baik daripada berdua, berempat lebih baik daripada bertiga, maka hendaklah kalian tetap bersama berjamaah, karena sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku kecuali atas sebuah petunjuk (hidayah).” (HR. Ahmad)
Dalam sebuah kisah diceritakan, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dalam salah satu isi khutbahnya pernah berkata,“Siapa di antara kalian menginginkan kenikmatan surga, hendaklah ia senantiasa komitmen dengan Jamaah.”
Oleh karenanya, jadikan jama'ah ini tempat untuk menumpahkan gagasan, ide dan sharing.
Yang tidak kalah pentingnya sekali lagi jadikan masa lockdown ini momentum meningkatkan 'amal infirodi.
Berharap, semoga terbentuknya Pemhida Jatim ini menjadi wadah dan serana untuk selalu dekat dengan sunah dan tempaan para calon pemimpin.
* Ketua Depertemen Pengkaderan Jatim, Pendidik YPI Al-Fattah Batu Dan Da'i.
Komentar
Posting Komentar