Oleh. Moh. Homaidi*
Sesuai intruksi pengurus pusat Hidayatullah bahwa DMU (dauroh marhalah ula) tingkat SMA/SMK/sederajat dilaksanakan secara serentak di Indonesia.
Pada hari/tgl jum'at-ahad 2-4 april 2021 menjadi hari sejarah hidayatullah, karena pada saat itu DMU serentak dilaksanakan, konon sebelumnya tidak ada.
Penulis di percaya menjadi instruktur DMU utusan dari pemhida (pemuda hidayatullah), sebelum terjun ke galanggang, penulis diikutkan pembekalan instruktur tingkat nasional pertama, di jawa timur.
Para instruktur, di tunjuk atas hasil kolaborasi dari ustadz senior yang sudah berpengalaman dengan pemhida, pemuda yang energik dengan gagasan dan idenya, sehingga saling melengkapi antara generasi senior dan junior.
Gagasan yang tajam dengan semangat tinggi, butuh penyeimbang pengalaman, hadirnya ustadz senior menjadi pelengkap materi yang akan di suguhkan.
Renyahya materi dan semangatnya para instruktur menambah kesempurnaan kegiatan DMU tersebut.
Berkaryalah
Banyak orang yang punya kesempatan untuk berkarya, tapi mereka lalaikan, bahkan ia gunakan untuk kegiatan yang tidak bermanfa'at, terlebih sibuk game dan bermain.
Nah, mereka inilah golongan yang merugi, karena sesungguhnya semua aktivitas dan 'amaliahnya kelak dipertanggung jawabkan.
Hal ini Nabi tegaskan dalam sabdanya:
Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa yang diamalkannya, (HR. Tirmidzi).
Hanya orang yang memanfa'atkan waktu dengan sebaik-baiknya, merekalah yang beruntung.
Selama hidup dimanfa'atkan untuk kebaikan, saat muda ia berkarya, lewat ilmu dan hartanya.
Ketika mendapatkan kesempatan berkarya, ia ambil dengan sigap, seraya berkata siap "sam'an watha 'atan" (saya dengar dan ikut) tidak ada alasan untuk menolak.
Inilah ciri pemuda yang beruntung, ia tidak melalaikan waktu, hidupnya hanya untuk ibadah dan berkarya.
Nabi kembali tegaskan dalam sabdanya :
Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu, (HR. Bukhari).
Mari mafa'atkan waktu dan kesempatan yang ada hanya untuk beribadah kepada Allah.
Apapun posisi kita, niatkan hanya karena Allah, dan manfa'atkan waktu dengan memperbanyak karya sesuai kemampuan.
Semoga uraian singkat ini, menuai barokah dan manfa'at, yang syarat hikmah.
*Penggiat pendidikan kota Batu, dep. Pengkaderan pemhida jatim dan da'i
Komentar
Posting Komentar