Oleh. Moh. Homaidi*
Batu, sabtu, 6/11/2021 menjelang siang tim el- waf (lembaga wakaf Al-fattah) mulai menyalurkan bantuan kepada keluarga korban banjir bandang di Desa Kliran kecamatan Bumiaji, mengantarkan titipan para donatur dan wali murid.
Pada hari ke tiga pasca bencana, masih banyak menyisakan kesedihan. Perasaan campur aduk itu dirasakan oleh seorang nenek yang sudah berumur.
Nenek yang benama Rohanah (nama samaran) adalah nenek dari seorang murid SD Integral Al Fattah kota Batu ini, atas nama Alana, duduk di bangku kelas 1.
Saat tim tiba di tempat lokasi, dia menyambut dengan hangat, seraya berkata bahwa seumur hidup saya hampir 75 tahun, belum pernah terjadi banjir seperti ini, saat kejadian rencana saya mau menemui cucu dan anak yang ada dekat dengan bibir sungai, -+5 meter. Sebelum saya sampai ke rumahnya, tiba-tiba air bah datang, di depan mata, saya melihat rumah dan anak saya sempat terbawa arus air yang cukup besar, anak saya berusaha memegang apa saja yang ada di depannya, dengan merangkak dia mampu sampai di bibir sungai. Lemas dan hampir pingsan saya rasakan, lalu warga berdatangan menghampiri anak saya dan mengangkatnya.
Dari kejauhan bangkai rumah anak saya, sudah mulai menghilang dari pandangan, karena tertelan air bah yang besar. Saya bersyukur karena tidak sempat masuk rumahnya, dan menyesal tidak sempat menemui cucu yang terbawa arus sungai. Tuturnya.
Kepala sekolah SDI Al Fattah, Moh. Homaidi yang ikut nimbrung dalam pendistribusian tersebut, menenangkan si nenek tersebut dengan berucap, semoga apa yang telah menimpa mbah dan keluarga, di ganti oleh Allah Swt dengan yang lebih baik, Serta menjadi penghapus dosa, amin, si mbah menjawabnya.
Salah satu putra dari nenek ini adalah, ayahnya mbak Alana, kebetulan ada di sebalah penulis dan terjadi serah terima bantuan, seraya berkata, terimakasih ustadz atas bantuannya, semoga apa yang tersalurkan ini menjadi 'amal jariyah, ucapnya. Saya pun mengaminkan. Aamiin.
Peduli
Kepedulian adalah sikap orang baik, dan orang baik sangat erat dengan faktor keimanan. Peka terhadap lingkungan, mudah memberi dan empati pertanda hatinya lembut.
Sayangnya ajaran Islam tak menghendaki umatnya bersikap abai terhadap kesulitan orang lain, bahkan salah satu cabang iman paling rendah adalah menyingkirkan rintangan di jalan. Bukankah hal ini membuktikan ajaran Islam meminta kita untuk peduli pada orang lain sekalipun yang tidak kita kenal?
Karakter ini harus selalu kita asah, mulai yang terkecil, dengan menyingkirkan potongan ranting di jalan, ini sudah masuk kepada ciri peduli.
Bahkan ada hadits yang menjelaskan tentang seorang pemuda yang masuk surga hanya karena membantu menyingkirkan duri dari jalan yang banyak dilalui kaum muslimin:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Mari kita tumbuhkan sikap peduli, sejak dini, karena dengan peduli inilah seseorang dikatan sempurna imannya, di samping ibadah mahdhah (red. sholat lima waktu).
Nabi Muhammad SAW bersabda :
''Bukanlah seorang beriman yang merasa kenyang sementara tetangganya kelaparan.'' (HR Bukhari)
Hadits tersebut berpesan kepada kita bahwa, betapa pentingnya kepedulian terus digalakkan, karena sarat dengan keimanan.
Semoga amal baik yang telah kita lakukan, senantiasa penyempurna keimanan dan mengahdirkan keberkahan, amin.[]
* Pegiat Pendidikan dan Da'i, serta Pemhida Jatim.
Komentar
Posting Komentar