Oleh. Homaidi*
Apa yang menjadi kebiasaan setiap hari, itu akan menjadi karakter, baik dalam bersikap atupun berucap. Penulis menyambut Siswa/i sekitar pukul 06.40 sambil memberikan potongan ayat dan pertanyaan seputar mufrodat, serta menyapa ayah/bunda yang mengantar. Para ustadz/ah mulai berdatangan waktunya bergantian bertugas dipintu gerbang. Penulis mulai melangkahkan kaki menuju kantor dan mengontrol para ustadz/ah dari lt 1 sampai lt 4, sekaligus memastikan kegiatan pagi.
Sekitar pukul 07.15 Siswa/i SD Integral Al-Fattah dari kelas 1 sampai kelas 6 semua berada di depan kelas dipimpin oleh Wali kelas masing-masing, seraya berdo'a dan membangkitkan semangat peserta didik dengan yel yel khas sesuai jenjang kelas. Memoraja'ah hafalan dan pemberian kuis oleh Ustadz/ah bagi yang bisa masuk duluan ke dalam kelas.
Setelah ananda satu persatu masuk kelas, lalu persiapan sholat dhuha secara berjamaah dipimpin oleh imam sesuai jadwal. Wali kelas memantau berlangsungnya sholat tersebut, mengecek tata cara sholat yang benar. Hal ini dilakukan sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar) dilaksanakan.
Pemandangangan di atas adalah potret, upaya bagaimana menghantarkan Siswa/i menjadi anak yang sholeh/ah, menjadi kebanggaan kedua orang tua, dan menguntungkan kelak.
Di samping itu kurikulum yang diangkat di SDIA (SD Integral Al-Fattah) adalah kurikulum berbasis tauhid, semua materi ajar bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits, dengan bentuk semua RPP (rencana perangkat pembelajaran) ada muatan ayat atau hadits. Hal ini harus tersampaikan saat mengawali pembelajaran.
Keberuntungan
Orang tua yang mendampingi putra/i dengan hal baik maka akan membentuk pembiasaan, ketika sudah terbiasa maka menjadi karakter.
Indikasi jika tidak melakukan hal baik dia akan gelisah, seperti melaksanakan sholat dhuha, tapi pada saat yang sama ada kegiatan yang menyita sholat, maka dia akan menyesal dan berupaya agar tetap selalu bisa sholat, terlebih sholat wajib.
Beruntunglah orang tua yang memberikan didikan dan arahan sejak dini, karena itu akan menjadi dasar dalam pembentukan kerakter saat dewasa. Kita akan menua, merekalah yang akan mendampingi. Salah mendidik? Kita akan menyesal selamanya. Maka pentingnya orang tua mumupuk adab dan ibadah sejak dini.
Syekh Umar menuliskan dalam karangan kitabnya "Akhlak Lil Banin" :
فَكَذَلِكَ الْوَلَدُ, الَّذِي لَمْ يَتَأَدَّبْ مِنْ صِغَرِهِ, لَا يُمْكِنُ تَأْدِيْبُهُ فِي كِبَرِهِ.
"Maka, seperti itulah seorang anak yang tidak mempunyai adab sejak kecil. Tidak mungkin ia beradab saat dewasa."
Sekolah adalah rumah kedua setelah rumah tempat tinggal. Jangan salah menempatkan rumah kedua bagi anak, karena itu menjadi lingkungan tempat pemupukan karakter. Apa yang dilihat, didengar, dan diraba masuk dalam dunia bawah sadarnya.
Maka daftarkan segera Putri/i Ayahanda/Bunda di SD Integral Al-Fattah sebelum gelombang inden tertutup, raih adab dan akhlak ananda lewat Pendidikan berbasis Tauhidnya. Jadikan anak pencinta Al-Qur'an dan Hadits. #generasiquranipenyejukhati# []
*Kepala Sekolah SD Integral Al-Fattah Kota Batu, dan Dai.
Komentar
Posting Komentar