Oleh : Moh. Homaidi
Gedung tinggi, megah, tempat luas, dan mewah fasilitasnya tidak menjadi jaminan kualitas Sekolah bertahan. Yang ada hanya menjadi kenangan dan cerita.
Lalu bagaimana agar pendidikan kita bertahan dan bisa diwariskan? Ialah dengan mematangkan value/nilai. Nilai yang tersistem serta terstruktur lebih bertahan dan bisa diwariskan. Yang terbangun adalah sistem nilai bukan figuristik.
Hal ini dipertegas oleh ketua DPW Hidayatullah Jatim Ustadz Drs. Amon Rowi, M.Pd dalam sambutannya pada acara Halaqoh Kubro Murabbi Alumni Marhalah Wustho se- Jatim bahwa:
"Jika gedung yg tinggi dan megah itu menjadi warisan maka keberadaannya hanya menjadi cerita dan tidak akan bertahan. Tapi jika yang diwariskan itu adalah Value/nilai maka keberadaannya akan diperhitungkan dan bertahan lama".
Nah pertanyaannya adalah, bagaimana menjaga value? Ialah diantaranya dengan memperbanyak halaqoh, mulai yang kecil, hingga menjadi kubro.
Value Konstruktif
Value/nilai yang di maksud ialah akhlak dan adab. Rasulullah SAW bersabda :
"Saya telah diutus untuk menyempurnakan akhlak". (HR. Malik)
Akhlak dalam bentuk lain adab, ialah memberikan ketentraman bagi pemilik khususnya, dan umumnya bagi orang lain. Kenapa itu terjadi? Karena pada dasarnya hati yang lembut akan menampilkan ucapan yang lembut pula. Pada saat yang sama mampu menampilkan peragai yang santun.
Imam Al-Ghozali mengatakan dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin bahwa :
“Ahklak adalah sebuah ungkapan tentang bentuk yang tertanam dalam jiwa yang kuat yang menjadi sumber timbulnya perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang cermat”
Bagaimana sebuah lembaga pendidikan mampu melahirkan jiwa yang kuat, berani berbuat dan bertangung jawab? Adab dan akhlak harus menjadi prisai keilmuannya.[]
* Guru SD Integral Al-Fattah Kota Batu dan Da'i
Komentar
Posting Komentar