Oleh : Homaidi*
Sering kita dengar di setiap kajian dan khotbah tentang Qana'ah. Apa itu Qana'ah dan bagaimana pengamalannya? Qana'ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.
Orang yang memiliki sifat qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada pada didirinya adalah kehendak Allah.
Lalu apa hubunguna dengan sabar? Sabar dapat diartikan proses untuk tidak melakukan tindakan sehingga mampu bersikap bertahan. Qona'ah adalah akhir dari proses sabar, yaitu menerima hasil yang telah diusahakan. Dengan ciri tidak menyalahkan siapa? Apalagi mencari siapa dalangnya?
Tadi pagi, saya olahraga pagi dengan berjalan, tanpa alas kaki. Terlihat dari arah yang saya tuju ada orang tua paruh baya, duduk seraya memandangi setiap orang yang lewat. Tampak di wajahnya rasa capek, marah, dan gundah, bahkan sesekali dia meneteskan air mata.
Tiba-tiba kakek paruh baya ini, panggil-panggil nama saya, dengan suara yang tidak lagi lantang. Lalu saya mendekat, tiba-tiba teman duduknya menyampaikan kalau si kekek ini selalu mengeluh, bahkan sering membanding-bandingkan dengan orang lain. Ada tetangganya yang seumuran, dia tidak sholat, kenapa dia kok sehat?, sementara saya yang taubat dan sholat kok diberi sakit, setruk, dan pembengkakan di lutut, kisahnya.
Si Kakek ini belum bisa menerima atas apa yang dideritanya, bahkan sering berucap Tuhan tidak adil, seraya air matanya mengalir.
Saya mencoba menenangkan si Kakek, dengan harapan dia mampu menerima apa yang sekarang didapat. Ibadah sholat adalah kewajiban hamba kepada Tuhannya, bagi yang tidak sholat akan menerima akibatnya. Tidak ada hubungannya dengan sakit, sehat, miskin, dan kaya. Kenapa rasa sakit ini belum sembuh, karena ulah kakek sendiri yang sampai sekarang belum ikhlas menerima apa yang derita.
Sumber sakit yang sesungguhnya adalah hati, jika ia menerima maka semua akan sehat, jika ia berat maka semuanya akan terasa sakit dan tidak kuat. Terimalah setiap rasa sakit dengan ucapan syukur, alhamdulillah, seraya saya pandu, diapun mengikuti. Saya lanjutkan, sesungguhnya Allah berkuasa terhadap siapa saja yang ia kehendaki. Bersyukurlah kek, karena Kekek masih bisa menikmati kopi dan makanan, serta mampu melihat. Betapa banyak orang di rumah sakit berbaring kesakitan, nikmat perasanya dicabut, nikmat melihatnya tercabut.
Tiba-tiba suara Kakek ini menghilang, diiringi deraian air mata, seraya berucap terimakasih Nak ya, atas nasehatnya. Sekarang saya sudah mengerti, ngakunya.
Disinilah kita pentingnya sikap Qana'ah, seraya bersyukur terhadap apa yang didapat. Hal ini Allah tegaskan dalam Firman-Nya.
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS 14:7)”
Fungsi Qana’ah
Menurut ulama ada dua funghsi utama Qana'ah, yakni:
Pertama, Stabilisator : Seorang Muslim yang memiliki sifat qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tenteram, merasa kaya dan berkecukupan, dan bebas dari keserakahan.
Kedua, Dinamisator: Kekuatan batin yang mendorong seseorang untuk meraih kemengan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia ALLAH SWT.
Semoga tulisan singkat ini menjadi tolok ukur dalam bertindak dan bersikap, serta menebar manfa'at.[]
Komentar
Posting Komentar