Oleh : Moh. Homaidi*
Sosok ini rela banting tulang, siap lapar, berjaga saat malam hari, disaat orang lain nyenyak, empuk dengan kasur dan selimutnya. Dia rela bangun dan siap mengganti popok saat anaknya terbangun.
Tidak segan dia mengatakan kenyang, saat melihat buah hatinya ingin menambah lauk pauk dan nasi, yang tersedia di hadapannya. Rela kedinginan, demi buah hatinya agar hangat. Bahkan jika si buah hatinya sukses, dia rela nama yang tertempel di belakangnya nama pasangannya. Bahkan dia tidak berkehendak namanya di sebut-sebut.
Sedih ketika melihat buah hatinya, kesakitan, dan kesulitan. Tidak jarang dia menyembunyikan rasa sedih, dan capek. Bahkan mudah meniteskan air mata saat kesulitan yang menimpanya tidak kunjung usai.
Siapakah dia? Dia adalah sosok yang berjiwa Malaikat. Dia adalah seorang Ibu, yang sembilan bulan rela menggendong bayi dalam kandungannya. Yang semula tidur nyenyak dengan gayanya. Tapi saat dia mengandung, dia mulai tidak bisa tidur. Seraya menjaga agar bayi dalam kandungannya tetap sehat dan selamat.
Semua resep dan yang menjadi konsumsi selalu terjamin komposisi kesehatannya. Bahkan demi buah hatinya, dia tidak segan - segan mengatakan, "selamatkan bayiku, walau aku harus mati" . Inilah bukti cinta yang sesungguhnya, cintanya seorang Ibu kepada Anak-anaknya.
Dibalik Kesuksesan
Gelar sederet, jabatan mentereng, dan pendapatan yang mapan. Tentu tidak terlepas dari pengaruh orang yang selalu menyayanginya, bahkan rasa kasih sayangnya tidak bisa tertukar dengan indahnya dunia dan seisinya. Ia, dia adalah seorang Ibu. Serapan do'a yang dimunajatkan dan rintihan harapan yang tersirat, selalu menjadi benteng keselamatan dan kesuksesan buah hatinya.
Terkadang dia rela berpuasa, dan bersedekah untuk kelancaran Anaknya saat mengikuti ujian atau tes masuk bekerja. Hal itu dilakukan agar Anaknya sukses, di masa tuanya lapang.
Pada saat yang sama, ketika Anaknya mendapatkan nilai lebih, diterima bekerja, dan berpenghasilan. Dia tidak segan-segan bercerita kepada tetangga kanan-kiri kalau Anaknya diterima, dst. Walau terkadang dia jarang mendapatkan nominal dari Anaknya, tapi dia tetap bangga.
Perbandingan
Jangan sia-siakan kehadiran Ibu di tengah-tengah keluarga. Karena seyogyanya keberadaan dan keberhasilan Anak adalah konsekwensi logis kasih sayang kedua orang tua, khususnya Ibu.
Jangan bandingkan sosok Ibu ini dengan wanita lain, walau wanita tersebut telah menjadi istrinya. Jangan sekali-kali menodai kasih sayangnya, karena Nabi Muhammad SAW menegaskan dalam sabdanya :
Diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim).
Beruntunglah, seorang Anak yang Ibunya masih hidup, jaga, dan sayangilah dia. Manjakan dan buatlah dia senang. Jika dia sudah di alam barzah, doakan dan sadakahlah untuknya dia, karena usahanya tidak akan sia-sia.
Semoga kita termasuk Anak yang sholeh/ah, sesuai harapan Ibu. Dijauhkan dari perbuatan durhaka. Dan semoga kelak kebaikan yang kita perbuat mengalir untuknya. Aamin..[]
* Salah Satu Guru di SD Integral Al-Fattah
Komentar
Posting Komentar