By. : Moh. Homaidi*
Berdiri diatas kaki sendiri, beberapa tahun silam sempat viral karena menjadi slogan dari salah satu pasangan capres dan cawapres RI.
Ternyata setelah dipahami arti slogan ini adalah, bagaimana kita sebagai rakyat mampu mengelola dan mengarahkan Negeri sendiri, tanpa keterlibatan orang luar.
Ditarik lebih dalam pada kehidupan sosial. Slogan ini menjadi stimulus, agar seseorang tidak mudah tergiur dengan ajakan orang lain, hidup di atas bayang-bayang kekuatan, atau hidup tidak sesuai keinginan diri sendiri.
Taruhlah tetangga ganti gorden, ganti pintu, ganti warna tembok, atau ganti mobil, hidupnya gelisah ingin rasanya semua disamakan dengab tetangga.
Makan mulai tidak nyaman, dan tidur tidak nyenyak, keluar rumah tidak tenang, malu dengan omongan tetangga, kenapa tembok rumahnya masih warna yang lawas.
Bingung cari hutangan, agar bisa menyamai tetangga, tapi pada saat yang sama hati mulai gelisah. Tembok rumah terlihat berubah, warna sesuai keinginan, gorden sudah ganti, dan mobilpun ikut ganti.
Tapi hati ini terasa gelisah, hidup tetap tidak tenang, sebab hidupnya seperti ada yang mengatur, terus mengikuti omongan tetangga.
Jangan turuti lingkungan, apalagi gaya hidup hidonis dan pragmatis. Dipastikan hati tidak tenang, pikiran kurang kritis, karena sudah mulai apatis.
Ikuti gaya hidup sesuai kebutuhan, dan kemampuan. Berdirilah diatas kemauan sendiri, bukan orang lain.
Ketenangan jiwa akan datang, tatkala hati tenang pikiranpun tentram, tidak banyak tuntutan.
Bahagia
Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan, hanya saja banyak orang yang mengukur kebahagiaan itu dengan materi.
Padahal jikalau materi itu mendatangkan kebahagiaan tentu aktor terkenal, publik figur, kekayaan melimpah tapi dia memilih menenangkan dirinya dengan mengasumsi obat penenang, (liputan 6.com - 28/10) sehingga menjadi penyebab akhir perjalanannya over dosis, Michael Jackson.
Tentu melihat konser dan hebohnya kesuksesannya, semua orang menganggap artis top, penuh sensasi dengan berlimpahnya harta. Tapi karena mengikuti keinginan penggemar, ketenaran dan kekayaannya membuat dirinya gelisah tidak tenang.
Apakah itu yang disebut dengan bahagia? Tentu tidak. Sumber kebahagiaann itu adalah ada di dalam hati.
Cukup dirinya dengan Tuhan yang tahu, tidak usah orang lain tahu. Betapa banyak orang mampun menghibur orang lain, membuat senang, padahal dirinya rapuh, dan mudah gelisah.
Ikutilah gaya sendiri, sesai keinginan, selama tidak koridor syari'ah. Gantungkan dirinya hanya kepada Allah SWT hati pasti tenang.
الا بذكر اللّٰه تطمعن القلوب
Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.
Ketenangan dan kebagiaan seseorang diukur sejauh mana menautkan hati hanya kepada Allah SWT. Dan berani berdiri di atas kaki diri sendiri, bukan kaki orang lain.[]
*Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar