By. : Moh. Homaidi*
Setiap diri pasti punya salah dan khilaf, atau kita yang tersakiti sebab perbuatan orang lain. Ciri orang yang meraih kemenangan dia mudah minta maaf dan memaafkan.
'Idul Fitri momen saling memaafkan antara satu dengan yang lain, suami ke istri, anak ke orang tua, dan antar sanak family.
Dr. Mahfud Auza'i, Lc MA menegaskan dalam kajiannya saat menjadi pembicara di salah satu stasiun televisi, bahwa Imam Ahmad bertanya kepada Istrinya adakah perbuatanku yang membuatmu merasa tersakiti? Si istri menjawab "aku mendengar bunyi telapak sandalmu saat aku tidur, itu membuatku tersakiti". Mendengar itu imam Ahmah, langsung minta maaf.
Pimpinan pusat kajian Hadits tersebut menambahkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : Ciri seorang istri yang sholehah, tatkala dia memegang tangan suaminya lalu berucap "maafkan aku yah" seraya mengakui kesalahannya. Saat itulah harmonisasi rumah tangga akan terpenuhi, tutupnya.
Berat terasa dalam diri seorang suami, tatkala seorang istri menipu dirinya, minta uang belanja, tapi malah dikasikan ke keluaga besarnya. Tapi bagi suami yang sholeh hal itu menjadi pintu maaf, tidak memperpanjang masalah. Dan bagi istri yang sholehah tidak segan minta maaf.
Jika dalam rumah tangga saling memaafkan tumbuh subur, maka sakinah dan mawaddah saling menguatkan. Mangasihi dan menyayangi (rahmah) antar pasangan akan terasa.
Anak yang terlahir dari rahimnya pasti penuh adab dan akhlak, karena tercermin dari sikap kedua orang tuan yang saling mangasihi dan menyayangi.
Kemenangan
Seorang dikatakan meraih kemenangan dalam sebuah event tatkala dia menumbangkan musuh-musuhnya.
Tapi berbeda dengan kemenangan yang sesungguhnya, dia mengutamakan orang lain dan memaafkan kesalahannya. Jika dirinya salah, diapun tidak segan minta maaf.
Jangan menunggu orang lain minta maaf, tapi tanamkan dalam diri, kita sudah memaafkan dan menganggap semua baik-baik saja.
Karena ciri orang yang bertakwa diantaranya mudah memaafkan dan mudah minta maaf (QS. Ali Imran 133-134)
Tebarkan rasa maaf kepada siapapun dan kapanpun, karena besarnya jiwa seseorang bergantung seberapa sanggup dia memaafkan, dan seberapa besar hati minta maaf.
*Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar