Langsung ke konten utama

Bermental Juara

 


By. : Moh. Homaidi*

Baru saja Bangsa Indonesia, merayakan kemenangan Sea Games pada selasa, (16/2023), dan meraih emas. Setelah membantai Thailand dengan score 5-2. 

Disinyalir pada tahun 1987 Indonesia pada Sea Games yang sama pernah merayakan kemenangan. Tapi setelah itu, tidak pernah merayakan lagi, menunggu kurang lebih 32 tahun, bangsa Indonesia meraih emas kembali.

Selamat Negeriku. Aku bangga sebagai anak bangsa Indonesia, karena para pemuda Garuda memabawa nama harum bangsa. Walau harus berjuang, melewati ketegangan yang cukup panjang.

Tapi, jika dalam jiwanya terpatrai mental  juara. Keadaan dan sitausi apapun, ketenangan dan fokus pada cita-cita tetap terjaga, hingga raih juara.

Walau sempat terjadi adu jotos antar pemain, dan official. Yang akhirnya wasit terpakasa mengeluarkan kartu merah bagi mereka.

Siapa yang tidak emosional? Diujung tanduk kemenangan. Secore kembali diraih pemain Garuda, kericuhan pun tidak terhindarkan.

Maka dibutuhkan, mental juara yang sangat fundamental. Sebab itu akan menentukan kemenangan dan juara.

Disinilah, para pemain muda Garuda Indonesia, tampil dengan bersahaja, walau sempat harus berdarah-darah, karena terkena senggol lengan musuh.

Tapi perjuangan tetap harus di gelorakan, hingga akhirnya setelah melawati perpanjangan waktu 2x15 menit, Indonesia unggul 5:2.

Dan tentu kemenangan ini menunjukan kematangan, mentalitas juara para pemain muda garuda Indonesia.

Teruslah jaga, dan rawat mental yang kokoh ini, dengan iman dan takwa. Karena permainan hidup yang sesungguhnya ada di depan kalian. 

Ketenangan

Ciri orang yang bermental juara, jika dihadapkan dengan masalah dia tidak goyah, apalagi gundah.

Juga tidak terburu-buru, dalam bahasa jawanya, krusah-krusuh. Seakan segera di selesaikan, tanpa stretegi. Akhirnya berujung penyesalan.

Tenangkan hati dan pikiran, jangan terpangaruh dengan hiruk pikuk di luar. Walau tenaga dan pikiran terkuras, jiwa tetap harus tenang. 

Dan ternyata ketenangan jiwa, dan kuatnya iman itu, membuat seorang Ibrahim muda mempermalukan seorang raja yang lalim.

Diminta, agar bicara dengan patung yang paling besar, yang dianggap sebagai Tuhannya. Akhirnya, secara spontan si Raja tersebut menjawab, tentu tidak bisa! Sebab dia patung, yang terbuat dari tanah.

Kenapa kalian menyembah patung, kalau sudah tahu dia tidak bisa apa-apa? Sanggahan tesebut, membuat raja yang lalim ini marah. 

Dan segera ia bergegas memerintahkan pasukannya agar mengumpulkan kayu bakar, untuk membungkam kebenaran dan ketenangan Ibarahim AS.

Melalui kebenaran dan ketenanganyalah, api pun tunduk dan patuh, sehingga tidak berani menyakiti hamba yang baik ini.

Begitu pula lewat ketenangan dan mental juara para pemain muda U-22 inilah, bangsa Indonesia harum se-Asia.

*Aktivis Sosial dan Pendidik


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...