Langsung ke konten utama

Jadikan Setiap Aktivitas Bernilai Ibadah

 


By. : Moh. Homaidi*

Setiap orang pasti melakukan aktivitas, baik ringan atau berat. Waktu pagi, siang, dan malam, bahkan ada yang lembur. Tapi apakah aktivitas itu bernilai ibadah di sisi Allah SWT?

Dan nayris tidak ada bedanya, siapa yang sekolah ataupun yang tidak. Karena ada contoh kasus, seorang Profesor duduk bersama seseorang yang terkena kasus, satu meja makan, bincang-bincang, dan berlama-lama.

Tapi saat ditanyak oleh petugas, untuk dijadikan saksi, jawabnya; aku tidak kenal.

Hal ini sempat menjadi kegelisahan bagi para pemegang pendidikan, sehingga menghasilkan goyonan, " jika uang di depan mata, akal sehat akan hilang".

Sebenarnya bukan masalah uangnya, tapi sejauh mana menjaga hati dan pikirannya dari perkara subhat.

Ibadah

Agar aktivitas harian bernilai ibadah di sisi Allah, maka yang harus dilakukan :

Pertama, niat yang tulus. Ini yang membedakan dengan kebanyakan orang. Untuk apa dia bekerja dan hasilnya digunakan apa?.

Kedua, mulai dengan basmalah dan akhiri dengan hamdalah. Jika aktivitas kita awali dan diakhiri dengan hal tersebut maka barang tentu aktivitas itu bernilai ibadah di sisi Allah SWT. 

Ketiga, jujur. Bekerja sesuai system yang ada, tidak mau berbohong, apalagi korupsi. Kejujuran menghadirkan kepercayaan.

Keempat, menjaga sholat lima waktu secara berjamaah. Orang yang kuat imannya senantiasa menjaga sholat lima waktu, dan tentunya mampu membawa aktivitas sehari-hari bernilai ibadah, sebab yang wajib dan sunnah sudah dilakukan.

Tentu hal ini tergantung pelakunya, sejauh mana berharap ridha Allah dan mau berubah ke arah yang lebih baik.

Semoga kita senantiasa memupuk aktivitas harian bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin.[]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...