Langsung ke konten utama

Mental Pejuang

 


By. Moh. Homaidi*

Di siang hari Kepala Sekolah SD-SMP se Kota diundang oleh Diknas untuk menghadiri arahan Dirjen Bina Keuangan Daerah.

Sebut saja Dr. Agus Fatoni, M.Si asal lampung. Beliau bercerita masa kecilnya, dari keluarga yang kurang mampu. Jangankan berpendidikan tinggi untuk makan saja cukup karena orang tua petani.

Tempat tinggalnya jauh dari kota, dan jalanannya penuh lumpur, terlebih saat hujan. Bertambah lengketlah lumpurnya, tambahnya.

Tapi teman-teman di kampungnya yang serba berkecukupan, bahkan juga pintar. Mereka tidak mau sekolah, bahkan sampai sekarang mereka tinggal di Kampung sebagai seorang petani. 

Sebagian tetap hidup sama orang tuanya walau sudah berkeluarga, karena masih berpangku tangan, tidak berani untuk lepas dengan orang tuanya, terangnya.

Akhirnya, beliau menegaskan bahwa, harta melimpah, fasilitas cukup, dan punya nasab baik tidak ada jaminan seseorang  bermental juang dan juara, tutupnya.

Yang menentukan sukses seseorang bermental pejuang dan juara, adalah mau belajar, sabar dengan keadaan dan selalu positif thinking.

Mampu menempatkan diri saat bertemu teman, dan lingkungan di mana dia bekerja.

Menjadi Diri Sendiri

Sebagaimana kita ketahui, bahwa Abdurrahman bin 'Auf saat hijrah ke Yastrib, sekarang Madinah. Beliau banyak ditawari tentang dunia.

Diantara tawarannya adalah pembagian harta dan pasangan. Tapi jawaban bijak beliau adalah bukan saya tidak mau, cukuplah itu semua bagimu, dan tolong tunjukkan saya tempat pasar di mana?.

Untuk menjadi diri sendiri perlu belajar, diataranya mengenali diri sendiri, apa kelebihan dan kekurangannya. Jangan berpangku kepada orang lain.

Setiap orang punya sifat yang berbeda. Dan nyaris tidak bisa di samakan, apalagi disatukan.

Yakinlah, sifat itu bukan kutukan karena semua bisa berubah sejauhmana mau menjadi diri yang lebih baik.

Maka dengan demikian mental juang dan juara akan tumbuh dan mengalir kepada diri dan orang lain.[]

*Aktivis Sosial dan Pendidik


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...