By. : Moh. Homaidi*
Seorang Ibu terus ngomel dengan nada tinggi, seakan sulit dibendung. Walau si anak sudah berusaha menjelaskan prihal tentang dirinya dan bagaimana Agama mengaturnya. Si Ibu kurang percaya, seakan tidak peduli dengan penjelasan yang disampaikan.
Setelah diusut, si Ibu mendapat hasutan dari calon tunangannya bahwa Anaknya menghindar saat diajak keluar berduaan, alasan capek baru pulang kerja dan lain sebagainya. Mendengar itu orang tua paruh baya ini seakan ada petir disaat hujan lebat, marah, "kamu ini kenak sihir, kenapa kok tidak mau menikah", orang tuanya khawatir anaknya tidak laku menikah.
Padahal anak perempuan yang masih umur 23 th ini baru pisah dengan mantan suaminya dan umur cerainya masih 2 bulanan, jadi masih iddah. Masa di mana seorang perempuan menunggu, khawatir dirinya hamil sekaligus waktu menenangkan diri, sebagaimana diceritakan kepada penulis.
Dengarkan Dan Tetap Hormat
Dengarkan apa yang disampaikan orang tua, walau diri belum siap mengikuti, apalagi masih ada hubungannya dengan Syari'at. Karena dengan mendengarkan apa yang menjadi titik tekannya akan menenangkan jiwanya.
Cari waktu khusus agar keduanya siap mendengarkan apa yang seharusnya disampaikan, jika belum mempan, segera datangkan Ustadz yang dianggap bisa memberikan pencerahan.
Terlebih seorang perempuan yang pernah menikah namanya janda atau khuntsa, dalam hukum Islam orang tua tidak sebagaimana menghadapi anak yang masih gadis, untuk mengatur mencarikan jodohnya apalagi sampai menghardik, harus ada persetujuan dari yang bersangkutan.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Saw bersabda:
Artinya : “Janda tidak bisa dinikahkan sehingga ia diminta persetujuannya, dan gadis tidak bisa dinikahkan sehingga ia diminta izinnya”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana (tanda) izin itu?”. Beliau bersabda: “Bila gadis itu diam.”
Pada dasarnya orang tua tidak ingin Anaknya salah memilih jodoh, dan kurang berkenan jika mengalami hal serupa. Hanya saja ketidak tahuannya tentang syari'at terkadang lupa bahwa anaknya sudah berstatus janda.
Terlebih dalam rasa takut yang dialami orang tua, anaknya khawatir tidak dapat jodoh sehingga jika ada laki-laki yang datang melamar tanpa tahu pasti latar belakangnya, siap diterima.
Hal ini menunjukkan betapa luas kasih sayang orang tua kepada anak, sebesar apapun amarah yang dimilikinya, tidak akan mengalahkan kasih dan sayangnya. Mereka tidak rela anaknya kesepian, ingin melihat agar anaknya segera melupakan masa lalu, dan menuju masa depan.
Dengarlah dan tundukkan pandangan saat orang tua berbicara, karena hal tersebut merupakan bentuk menghormati pendapat orang tua. Dengan mendengar walau diri belum siap, itu mendatangkan ketenangan hatinya. Semoga dengan ketenangan hati orang tua, Allah pun radha dan segera memberikan jalan keluar.[]
* Aktivis Sosial dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar