Langsung ke konten utama

Silih Berganti Rasa, Teguhkan Diri

 


By. : Moh. Homaidi*

Selama ruh masih bersemayam di dalam tubuh, maka silih bergantinya waktu antara sehat dan sakit, kaya dan miskin, susah dan senang, terus akan dirasakan.

Sekarang kita sehat bisa jadi besok sakit, hari ini susah bisa jadi besok senang, begitu pula seterunya. Karena betapa banyak orang dahulu bisnisnya lancar, kebutuhunnya tercukup, sekarang untuk kebutuhan dirinya saja kesulitan.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS Ali Imran: 190).

Ayat tersebut merupakan gambaran bahwa silih bergatinya antara siang dan malam merupakan sunnatullah. Apalagi yang berkaitan dengan kehidupan manusia yang mengharapkan ketenangan dan kesejahateraan, pasti sering mengalamj perubahan yang segnifikan. Karena itu bisa berupa ujian atau siksaan bagi dirinya.

Hal tersebut seirama dengan firman Allah SWT : "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji?" (QS Al-Ankabut: 2)

Dengan silih bergantinya apa yang dirasakan, menunjukkan bahwa kita dituntut untuk menguatkan diri, agar tidak goncang, gelisah, apalagi putus asa.

Kesabaran 

Sabar adalah kunci utama dalam menghadapi keadaan, baik yang bersiafat pribadi atau lembaga.

Setiap orang pasti berbeda ujian yang akan di dapat, baik berupa ujian kenikmatan atau ujian kesengsaraan. Yakin dan percaya semua ujian itu akan berhenti, dan barang siapa yang sabar atas ujiannya maka dia akan mendapatkan ketenagan dan kebahagiaan.

Nabi Muhammad SAW bersabda, sebagai penguat dalam menghadapi cobaan. Artinya: "Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran." (HR Bukhari No 1469).

Maka kesabaran ini harus dilatih sejak dini, dengan tabah, mendengarkan, dan cari solusi. Apapun bentuk musibah yang di dapatkan, jiwa sudah siap dan tenang. Sehingga kita layak mendapatkan keistimewaan dan pahala yang berlimpah.

"Sesungguhnya sabar terhadap musibah ditulis tiga ratus derajat bagi seorang hamba, sabar dalam ketaatan ditulis enam ratus derajat bagi seorang hamba, dan sabar dari maksiat-maksiat ditulis sembilan ratus derajat bagi seorang hamba." (Diriwayatkan Ibnu Abu Ad-Dunya dan Ibnu Jarir Ath-Thabari).

Sabar dalam menerima musibah, sabar dalam menjalankan ketaatan, dan sabar dalam menjauhi maksiat, semua ada takaran dan keistemewaannya masing-masing.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ketabahan dan kesabaran kepada kita dalam meniti kehidupan yang lebih baik, amiin.[]

*Aktivis Sosial Dan Pendidik


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...