By. : Moh. Homaidi*
Setelah sholat Ashar saya kembali ke Kantor, lalu ketemu teman saling sapa, lempar senyum, sambi bincang-bincang ringan.
Di ujung percakapan tersebut, dia sempat memberikan nasehat yang sangat menarik untuk saya jadikan pegangan dan renungan, "Tiada yang mampu menggerakkan segala sesuatu ini kecuali kehendak Allah SWT. Termasuk keilmuan yang ada, suatu saat pasti diambil kembali, maka jangan jumawa, dan bangga diri dengan prestasi. Sandarkan semua kepada Allah SWT." tuturnya.
Nasehat tersebut sangat menyadarkan kita, untuk selalu inropeksi diri, bisa jadi prestasi yang telah di raih, bisa menjadi ujian, harus selalu di jaga dan ditingkatkan. Prestasi bisa jadi malapetaka, kalau hanya dibicarakan dan dibanggakan, akhirnya jadi kenangan.
Maka sebaiknya gantungkan prestasi kepada Allah, dengan meningkatkan kualitas, dan melibatkan dalam segala aktivitas .
Imam Hasan al-Bashri rahimahullāh berkata, “Sungguh, apabila aku dijatuhkan dari langit ke permukaan bumi ini lebih aku sukai daripada mengatakan: Segala urusan berada di tanganku!”.
Dengan demikian, salah satu bentuk kemungkaran seorang hamba, manakala ia mendapat nikmat, dia lupa terhadap kuasa yang Allah titipkan. Dia jumawa, seraya berkata, "ini hasil kerja kerasku, orang lain tidak mungkin bisa". Pernyataan yang sangat menjebak dan merusak arti menysukuri nikmat.
Jauhilah anggapan dan pengakuan individual tersebut, karena pasti merusak keikhlasan dan ketentraman jiwa.
Tiada Daya
Sesungguhnya sesorang tidak punya daya untuk bersikap, kecuali atas nikmat yang diberikan, berupa sehat dan kesempatan.
Jika kesehatan dan tenaga kita sudah dicabut, lalu apa yang akan disombongkan? Perhatikan orang yang kenak penyakit setruk, jangankan berjalan, angkat tangan saja sudah tidak kuat, apalagi mau berbicara, suara sudah tidak jelas.
Berayukurlah dengan rezeki yang dititipkan berupa kesehatan dan ilmu yang dititipkan. Sebar dan ajarkan kepada yang membutuhkan, in syaa Allah lebih bermanfaat dan ladang amal kelak di akhirat.
Maka pasrahkan segala urusan kepada Allah setelah ikhtiyar. Karena tiada kebaikan setelah usaha, kecuali mengembalikan keputusan kepada-Nya.[]
* Aktivis Sosial Dan Pendidik
Komentar
Posting Komentar