By. : Moh. Homaidi*
Tema di atas cukup mengelitik, "Jangan salah menaruh harapan!". Kepada siapa kita menaruh harapan? apakah harapan itu sudah tersampaikan kepada orang yang benar atau sebaliknya.
Jika salah sasaran menautkan harapan maka berujung petaka, kecewa dan gundah pasti menyelimuti. Apa yang menjadi target akan sirna.
Amru bin Qis Al Mala'i berkata : "Jika Anda melihat seorang pemuda di awal pertumbuhannya bersama Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka silahkan Anda menautkan harapan. Namun bila Anda melihatnya bersama ahli bid'ah, maka pesimislah. Sebab, pemuda itu ditentukan oleh awal pertumbuhannya".
Kebiasaan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, salah dalam memposisikan dirinya, maka rusaklah krakter baiknya. Sebab terbentuknya krakter sikap dan tutur sangat dipengaruhi oleh pergaulan.
Pemuda yang senantiasa bersama orang baik, berupa ahlus sunah dapat dipastikan lebih menjaga diri dari kebinasaan berupa maksiat dan kefasikan. Hati dan pikiran, serta perbuatannya akan selalu menebarkan kebaikan dan manfa'at.
Maka segeralah menaruh harapan kepadanya, dengan memberi amanah dan tanggung jawab serta wewenang yang mumpuni.
Berilmu
Pemuda yang diharapkan ummat adalah pemuda yang punya semangat berilmu, senang belajar dan mengamalkan.
Salah satu bentuk pentingnya sebuah ilmu bagi seorang pemuda Nabi Muhammad SAW memeritahkan Zaid bin Tsabit agar belajar kitab Yahudi " Wahai Zaid, pelajarilah kitab Yahudi untukku. Demi Allah, sungguh kaum Yahudi tidak beriman kepada kitabku". Zaid berkata, "Maka, aku pun mempelajarinya kitab mereka".
Disamping itu pemuda tersebut, mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada tendensi apapun kecuali hanya mengharap ridha Allah SWT.
Pemuda yang demikianlah yang akan membawa nama harum Islam lewat ilmu dan adabnya, insyaa Allah.[]
* Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar