By. : Moh. Homaidi*
Jika kita menemukan fakta di beberapa dekade terakhir bahwa lembaga pendidikan yang bernafaskan Islam nyaris dengan harga mahal, fasilitasnya lengkap, bersih, dan rapi, serta kurikulumnya syarat nuansa krakter.
Bebas dari campur tangan penguasa dan orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Mampu mengokohkan akidah dan melestarikan syari'at.
Walau pembiayaannya mahal tapi lembaga tersebut menjadi pemburuan utama oleh orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang bermoral dan berakal.
Tapi tidak sedikit orang yang menganggap lembaga Islam berkonotasi bisnis dan syarat proyek.
Dr. Adian Husaini menegaskan saat menjadi pameteri di salah satu Webinar yang di selenggarakan oleh Departemen Pendidikan Hidayatullah Pusat. Dalam pesannya menyebutkan bahwa, "lembaga pendidikan Islam harus mahal karena di sana Anak didik dipahamkan cara wudlu' dan sholat yang benar". Bukan hanya untuk jurusan dunia tapi sampai akhirat yaitu surga". Tambahnya.
Ketua Pasca Ibnu Khaldun yang berada di Bogor tersebut kembali menegaskan "betapa banyak orang tua ketika anaknya masuk ilmu kedokteran mereka rela menjual tanah di kampung, dan kerbau agar anaknya sukses.
Tapi kenapa ketika anaknya masuk ke Perguruan Tinggi Islam mereka ingin di gratiskan. Ini adalah bentuk logika terbalik.
Seharusnya orang tua mau membayar mahal saat anaknya masuk di Perguruan Tinggi Islam karena anaknya akan dibentuk menjadi pribadi yang unggul yaitu Rijalud Dakwah. Pembawa risalah dan rahmat, tutupnya.
Pendidik Profetik
Kehadiran Guru dalam sebuah pendidikan menjadi tolok ukur suksesnya orentasi. Walau sekarang nyaris semua keilmuan tertuang di mbah Google tapi pembentukan krakter tidak bisa dibiarkan tanpa arah.
Disinilah kehadiran guru yang prosfesional dan penuh tanggung jawab sangat dibutuhkan. Karena melalui tanggung jawab ini muncul jiwa pendidik yang sigap dalam mengarahkan ke arah yang lebih baik.
Ustadz Abul A'la sebagai pameteri ke dua pada acara yang sama menyebutkan "betapa pentingnya kehadiran guru yang profetik, karena melalui sentuhan dan do'anya akan terbentuk krakter yang positif dan inovatif".
Guru yang profetik bukan hanya mentransfer keilmuan tapi lebih dari itu, tumbuh dalam jiwanya kasih sayang dan empati untuk menyelamatkan. Do'a dan bantuan sosial terus digulirkan untuk keberhasilan anak didiknya, tambahnya.
Mari jadikan diri pribadi yang profetik dan unggul dalam segala bidang dengan terus belajar dan berdo'a, karena dengan dua hal ini pertolongan Allah SWT akan turun.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar