Langsung ke konten utama

Apa Kata Ketua MUI Pusat, Tentang Hidayatullah 50 Tahun Berkiprah Di Bumi Pertiwi?

 


Pemuda yang sangat energik, dengan semangat belajar yang tinggi, menghantarkan dirinya berkemampuan luas. Sehingga beliau dinobatkan sebagai ketua Majlis Ulama Indonsia (MUI) pusat.

Sebut saja KH. Cholil Nafis, beliau dilahirkan di kota kecil tepatnya daerah Sampang, walau beliau enggan disebut orang Madura, tapi Kiyai alumni Sidogiri ini senang menjadi anak keturunan Madura, kelakarnya.

Beliau hadir di pembukaan acara Silaturrahim Nasional (silatnas) Hidayatullah ke-50 tahun, di Balikpapan, tepatnya Gunung Tembak kamis, (23/11/23).

Beliau berdiri di tengah-tengah kader Hidayatullah kurang lebih 20 ribu da'i/ah se -Indonesia. 

"Saya senang melihat kader Hidayatullah mengambil bagian dakwah ke pelosok-pelosok terpencil, yang orang lain menyempitkan mata karena sulitnya medan yang ditempuh, tapi kader Dakwah Hidayatullah ambil bagian yang sulit ini. Maka, layaklah mereka mendapat predelikat mujahid dakwah, dan ini terus digalakkan," tegasnya.

Seorang Mujahid Dakwah harus mempunyai dua item, pertama, mughayyir. Seorang da'i mampu merubah dan mengarahkan orang lain agar lebih. Bukan terbalik malah da'inya yang ikut arus. Membimbing dan mengarahkan adalah tugas seorang da'i.

Kedua, mushahhih. Seorang da'i memperbaiki bukan menghardik bahkan mudah menyalahkan. Bukan memperkeru suasana, tapi memberi jalan keluar, tambahnya.

Cerdas Memilih

Seorang kader dakwah harus mempunyai kecerdasan dalam mimilih pemimpin, KH. Cholil panggilan akrabnya mengatakan "saya salut pada acara Silatnas Hidayatullah kali ini, karena dapat mengundang ketiga calon capres dan cawapres. Hal ini menunjukkan bahwa Hidayatullah, ingin menguji gagasan ketiga kontestan terebut".

Beliau melanjutkan, "Hidayatullah tidak ingin ikut-ikutan dalam mendukung, dan memlih seorang pemimpin, mereka khawatir tertipu dan salah kaparah. Ketahuilah bahwa satu hari tidak ada pemimpin maka sama dengan 1000 hari dipimpin oleh orang yang dhalim. Maka, hati-hatilah dalam memilih pemimpin, cerdaskan diri dengan mendalami gagasan-gagasannya".

Jika demikian, "dipastikan kemenangan dan keselamatan diri, dan lingkungan, serta bangsa akan tercapai," tutupnya.[]/Moh. Homaidi*

*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...