By. Moh. Homaidi*
Kurang lebih 15 tahun aku dan seorang teman berpisah. Terpisah karena ia sudah tidak satu kampus dan sedikit silau dengan rayuan hiruk pikuk dunia, wanita dan tahta.
Ia rela maninggalkan teman-temannya di saat kami asyik-asyiknya meninimba ilmu di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Surabaya.
Qodarullah pada acara silaturrahim nasional (silatnas) Hidayatullah ke 50 th ini (11/23) di Gunung Tembak (gutem) Allah mempertemukan kami kembali.
Selesai melaksanakan sholat berjama'ah maghrib dan lanjut sholat jama' qosor kami bertemu saling tegur dan sapa. Berpelukan pun tidak terelakkan, dua saudara sudah tidak lama bertemu, menebus haus dengan tegukan rasa yang selama ini hanya menjadi fatamurgana.
Setelah itu kami berbincang, dia mengaku selama lepas dari Hidayatullah, hidup merasa gersang, aku bekerja siang malam, uang banyak tapi hati gelisah, aku iri dengan teman-teman yang ada di Hidayatullah, mengakunya.
Mereka saling berkunjung bahkan bisa keluar kota, duduk bercengkrama dengan Al Qur'an, dan sholat berjama'ah. Aku yang sibuk dengan urusan dunia, sekedar sholat berjama'ah saja terasa berat dengan keadaan, apalagi mau bersilaturrahim, lanjutnya.
Akhirnya aku memberanikan diri sholat berjama'ah maghrib, pada saat yang sama Masjid tempat aku sholat, banyak jama'ah salafi yang notabeni tegas dengan perkara syari'ah.
Dari titik inilah aku ikut pengajian para Ustadznya, mulai terbuka sedikit-demi sedikit guratan males, ingat saat menjadi santri, hingga akhirnya terbetik dalam hati untuk berjuan kembali.
Keinginan tersebut disambut baik oleh pengurus yang ada di Ponpes Hidayatullah Medan, gayung bersambut hingga akhirnya sampai sekarang aku aktif di unit usaha yang ada di dalamnya, tutupnya.
Keimanan Sumber Kebahagiaan
Tanamkan iman sekuat tenaga kepada siapapun termasuk kepada keluarga, terkhusus anak sendiri.
Apapun profesinya jika imannya kuat dan kokoh. Tidak akan ada yang mampu menggoyahnya. Ibarat pohon besar jika akarnya kuat dan kokoh, pohonnya menjulang tinggi, terpaan hujan dan angin hanya menjadi hembusan sementara. Daunya akan rindang, dan buahnya menghasilkan.
Ajarilah mereka dasar-dasar agama, maka dipastikan mereka akan kuat saat terjun di lapangan.
Allah SWT berfirman : Artinya :“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (Qs Al-Fath: 4).
Keimanan melahirkan kebahagiaan dari dua sisi pertama, iman dapat menghindarkan dan memalingkan seseorang dari ketergelinciran ke dalam dosa yang merupakan sebab ketidaktenangan dan kegersangan jiwa.
Kedua, keimanan dapat menjadi sumber utama kebahagiaan, yakni sakinah dan thuma’ninah. Sehingga di tengah lautan masyakil (probematika) dan krisis hidup tidak ada jalan keluar dan keselamatan selain Iman.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar