Langsung ke konten utama

Jangan Menyepelekan Dosa, Bertaubatlah..!

 


By. : Moh. Homaidi*

Setiap penyesalan pasti berada diakhir perbuatan, sehingga membuat si pelakunya tertunduk malu dan bersalah.

Hanya saja masih ada yang kurang menyadari bahwa apa yang diperbuatnya merugikan diri dan orang lain. 

Taruhlah dosa mata, melihat dengan sengaja yang bukan mahram tanpa ada faktor penunjang seperti pekerjaan yang mengharuskan melihat. 

Diusahakan terhindar, sebab perkara yang demikian menjadi awal mala petaka diri dan orang lain.

Pandangan mata adalah racun yang akan mencedrai hati dan pikiran si pelaku, sehingga ini awal ketertarikan satu dengan yang lain.

Kerugian besar saat si wanita mengiyakan ajakan lelaki yang mata keranjang. Terlebih si laki-laki ini masih punya istri sah, zina muhson tidak dapat terhindari.

Mungkin sekarang masih dianggap biasa, bahkan lelucon saat ada nasehat, tapi pada saatnya dirinya akan merasa bersalah dan berdosa jikalau Allah SWT sudah membeberkan 'aibnya. 

Maka, segeralah berhenti dan bertaubatlah mumpung pintunya masih terbuka lebar, jika tidak, neraka Sa'ir akan menjadi tempat kembalinya.

Allah SWT berfirman :

فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ

Artinya : "Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala) itu". (QS. Al-Mulk : 11)

Kebahagiaan

Salah satu sumber kemaslahatan dan kebahagiaan seseorang jika hati dan pikirannya bebas dari dosa.

Karena sesungguhnya dosa dapat mengahalangi si pelaku pada kebaikan dan kemaslahatan. 

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Minhajul Abidin" mengatakan : "Sehingga engkau menemukan hatimu dalam keadaan gelap, keras, dan terbelenggu dengannya".

Segeralah kembali kepada syari'at sebelum terlambat, agar diri tetap mendapat martabat dan maslahat.[]

*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD Integral Al-Fattah Meraih Penghargaan Dari Diknas Kota Batu 2024

  Kota Batu : Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batu bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Batu mengadakan puncak peringatan hari guru nasional ke 53 dan PGRI ke 79 di Hall Singhasari resort, Ahad (22/12/24). Perayaan tersebut dihadiri langsung Plt Wali Kota Batu, dan Ketua PGRI Jawa Timur dan tenaga pendidik (tendik) se-Kota Batu. Hal ini ditegaskan dalam laporan Kepalas Diknas bapak M. Chori, M.Si bahwa jumlah guru yang hadir kurang lebih 5000. Beliau melanjutkan, kegiatan ini di support langsung oleh pak Plt Wali Kota Batu Dr. Aris Agung Paewai. Terbukti kegiatan ini diselenggarakan di Hall Hotel bintang 5, tentu ini penghargaan yang luar biasa bagi semua guru, khususnya di lingkungan Kota Batu, disambut tepuk tangan meriah oleh peserta yang hadir. Pada acara yang cukup khidmat ini berbagai penghargaan diberikan, mulai peserta didik, guru, sampai sekolah yang berprestasi.  Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sekolah yang mendapatkannya. Sal...

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...