By. : Moh. Homaidi*
Pagi ini, aku memenuhi ajakan teman se profesi. Setiap kali ada pertemuan di sektor Guru aku selalu menanyakan aktivitas dakwahnya.
Sungguh fantastis dan cukup bergaining posisinya, ia menjawab "aku pananggung jawab dakwah di salah satu organisasi terbesar nomor dua di Negeri ini tingkat kota", tegasnya.
Aku yang mendengar jawabannya, sangat kaget, perawakan dan pakaian sederhana tapi menjadi objek penting dalam organisasi.
"Tidak butuh berperawakan keci, berpakain mecis, tapi punya tanggung jawab besar. Daripada sebaliknya, tapi tanggung jawabnya nihil", gumamku.
Dari sinilah, kita inten komunikasi, beliau sering mengajak aku agar mengikuti kajian Ahad pagi sebagai kegiatan rutinnya.
Keinginan kuat untuk hadir, ada aja alasannya. Sampai hari ini aku menyingsingkan niat agar bisa mengkuti kajian. Alhamdulillah, qodarullah akupun bisa mengikuti dengan seksama.
Tapi sayang, temanku tidak bisa hadir, setalah aku hubungi beliaunya dalam proses penyembuhan setelah beberapa hari sakit.
Ces Keimanan
Ibarat smart phone jika selalu terpakai maka otomatis batrenya akan low dan habis, tentu tidak berfungsi sebagaiman mestinya.
Begitupula manusia, jika tidak berkumpul dengan orang baik, dan jarang mengikuti kajian tentu akan mudah terjangkit arus lingkungan yang notabeni membawa virus males, stres, dan takabbur.
Iman ini akan kuat dan kokoh tatkala teman duduk dan aktivitas kita mengarah kepada kebaikan dan kemaslahatan.
Kemaslahatan
'Amaliyah seseorang akan berdampak maslahat apabila ia mampu menghadirkan dalam diri dan lingkungannya pertama, keimanan. Kedua, ketaqwaan. Ketiga berbuat baik.
Ketiga rangkaian tersebut, merupakan satu kesatuan yang harus dimiliki seseorang, sehingga menjadi dasar berfikir, bersikap, dan bertindak.
Hal ini merupakan manivestasi keimanan dalam kehidupan, baik dalam keluarga, organisasi, maupun tempat bekerja. Semua akan berbuah manis, berupa kebaikan dan kemaslahatan.[]
* Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar