By. : Moh. Homaidi*
Kemaren siang (kamis, 28/23), aku dan seorang teman silaturrahim ke salah satu wali murid. Setelah itu langsung menuju Masjid guna melaksnakan sholat dhuhur secara berjama'ah.
Pasca sholat, tiba-tiba samartphone aku berbunyi, aku cek ternyata seorang teman yang biasa aku panggil Gus Thohir (Pengasuh Pesantren di Gresik).
Ia memberi kabar tentang keberadaan dan posisinya. Dalam rangka apa itu? Tanyaku.
Ini loh rencana mengawali kegiatan awal tahun, raker (rapat kerja) agar lembaga yang saya pimpin, tambah maju dan berkembang, jawabnya.
Yang semula rencana di Batu dan di Malang, akhirnya berujung di pacet, Mujokerto. Kisahnya.
Saya harap kamu tetap datang ke sini, agar dapat memberi motivasi dan sharing pengalaman ke teman-teman, pintanya.
Aku yang semula tidak ada rencana ke luar kota, atas bantuan teman yang siap mengantar dan izin Allah aku pun bisa hadir.
Perjalanan menuju tempat, melalui cangar yang terkenal ekstrim dan menggugah andernalin. Terkadang ada hewan, kabut gelap, bahkan ada suara yang tidak tahu sumbernya, metosnya.
Aku dan teman berangkat sore menuju pacet, Mujokerto. Suasana kabut pun mulai menutupi cerahnya sinar matahari, dzikir dan do'a selalu membasahi bibir.
Benar saja aku dan teman melewati perut gunung dengan lebatnya pepohonan rindang, menambah sejuknya pemandangan. Kodarullah perjalanan cukup singkat tidak sampai satu jam, ternyata sudah tiba. Alhamdulillah tanpa mengalami mitos yang dikhawatirkan.
Aku pun disambut hangat oleh Gus muda yang penuh semangat tersebut, setelah bincang-bincang ringan.
Gus muda tersebut mengingatkan aku tentang waktu, bahwa sebentar lagi sholat maghrib tiba, yuk segera siapkan diri, setelah itu lanjut makan malam dan langsung kegiatan, harapnya.
Sesuai permintaan, setelah makan malam kegiatan tahsin dan pembinaan dimulai. Aku dan teman dipersilahkan untuk memulai.
Aku lihat semangat belajar tim Gus Thohir cukup tinggi, terbukti antusias pesertas saat menerima materi dan sharing berjalan lancar, ditambah tanya jawab dari peserta yang saling bersautan.
Semoga ilmu yang tersampaikan bermanfa'at, dan dapat dilaksanakan dengan mudah, gumamku saat mengakhiri kegiatan.
Berbagilah Selagi Mampu
Tidak banyak orang yang mau berbagi, apalagi ilmu. Mereka enggan dengan alasan ilmu mahal apalagi pengalaman.
Padahal kalau disadari ilmu itu milik Allah yang sengaja dititipkan agar manusia mulia disisi-Nya.
Tapi jika manusia itu enggan berbagi, maka ilmu itu akan menjadi buah simalakama dan sebaliknya jauh dari rahmat-Nya, na'udzubillah.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad memberikan nasihat kepada muridnya. Ia juga menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW tentang ancaman bagi orang berilmu yang ilmunya tidak bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَا يَنْفَعُهُ اللهُ بِعِلْمِه
Artinya : "Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya."
Hadits tersebut sebagai peringatan kepada kita agar selalu memperbanyak hubungan dan waktu agar senantiasa dapat berbagi dengan orang lain.
Karena bisa jadi suatu saat ilmu itu Allah cabut, lewat rasa sakit dan kematian yang ditimpakan kepadanya.
Mumpung diri masih sehat, segeralah berbagi/sedekah ilmu, karena didalamnya banyak keberkahan yang akan didapat.
Hal ini tergambar tentang pentingnya sedekah ilmu sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Ibnu Majah, artinya “Sedekah yang paling utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya.” (H.R Ibnu Majah).[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar