By. Moh. Homaidi*
Setiap orang pasti mendapatkan kenikmatan, baik berupa kesehatan,, jabatan, harta, dan tahta.
Bahkan lebih dari itu banyak orang yang menyanjungnya, sehingga banyak orang yeng terjebak di dalamnya.
Taruhlah seorang artis yang banyak penggemarnya, harta melimpah, tapi ujung-ujungnya keluarga rusak, sebab terjerat hukum akibat prilaku yang emoral, narkoba dan lupa terhadap tugas sebagai seorang hamba.
Tidak sedikit pula para pejabat yang bergaji tinggi, dan jabatannya pun menjanjikan, mereka berakhir di balik jeruji akibat lalai dengan sumpahnya.
Sama halnya dengan kenikmatan ilmu, dan gelar. Jangan salah menyikapi, karena rata-rata yang memakai baju orange, mereka yang bertitel.
Lalu, bagaimana agar kita tidak terjebak dalam kenikmatan yang semu tersebut?
Ucapkan Masyaa Allah laa haula walaa quwwata illa billah ketika kita melihat dan memiliki kenikmatan, apalagi melebihi orang lain. Karena seyogyanya manusia tidak punya kekuatan kecuali atas kehendak-Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, surat Al-Kahfi ayat 39 :
Artinya : "Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan 'Masyaa Allah laa haula walaa quwwata illa billah', sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu."
Ayat ini berpesan kepada kita agar dalam beraktivitas senantiasa melibatkan Allah SWT dengan ciri mengawali dengan basmalah dan mengakhiri dengan hamdalah.
Kekuatan Yang Hakiki
Pada dasarnya, sosok yang bernama makhluk tidak punya kekuatan. Mereka lemah dan tidak berdaya.
Fir'un yang Allah kekalkan dalam Al Qur'an sebagai tanda bahwa manusia itu lemah. Ia punya kuasa yang tidak tertandingi, hingga akhirnya ia mengaku Tuhan.
Tapi akhirnya ia dan para tentaranya Allah hinakan dengan tenggelam di lautan merah.
Jasad Firaun disinggung dalam Al-Quran surah Yunus ayat 92, Allah berfirman.
Yang artinya: “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir'un) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan."
Dengan demikian ini adalah bukti bahwa kekuatan yang dimiliki seorang makhluk semu, kekuatan yang sesungguhnya hanya milik Allak SWT.
Maka, mari kita manfa'atkan kesehatan, jabatan, dan tahta serta ilmu yang dimiliki hanya untuk beribadah kepada-Nya.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar