By. : Moh. Homaidi*
Batu - Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur berduka atas keluarnya surat dari Pengurus Besar Nahdatul 'Ulama (PBNU) terkait pemecatan Dr. KH. Marzuki Mustamar pada kamis (28/23).
Sebagai bentuk duka dan penolakan dari Pengurus Daerah Nahdatul 'Uama (PDNU), hari Jum'at pagi kantor PWNU Jawa Timur dipenuhi karangan bunga, dengan berbagai ungkapan dan bentuk kekecawaan.
Gus Ipul selaku sekjen PBNU merilis turunnya surat pemecatan ini tidak serta merta, tapi melalui tahapan mulai dari SP 1-2 hingga yang ke-3 berupa surat pemecatan.
Indikasi pemecatan ini karena PWNU Jatim diduga kurang begitu mampu mengatasi problem yang ada di Pengurus Daerah (PDNU) Jombang, tambahnya.
KH. Imam Jazuli selaku Pengasuh Pesantren Bina Insani di Cirebon, saat wawancara di Metro TV, beliau menegaskan bahwa pemecatan yang dilakukan PBNU untuk ketua PWNU Jatim ada unsur politik.
Beliau berdalih, jika turunnya surat pemecatan ini karena kurangnya mengatasi problem yang ada di tubuh PDNU Jombang, justru selama ini PWNU Jatim selalu mengikuti arahan dan intruksi langsung dari pusat, nyaris semua diindahkan.
Bahkan beliau menambahkan pemecatan ini keluar, diduga karena Dr. KH. Marzuki Mustamar tersebut sangat getol menyuarakan ke no urut 01 (Amin).
Disinyalir sebelum ada pernyataan dari KH. Marzuki, Gus Muhaimin berkunjung ke kediaman beliau guna sowan dan mohon do'a restu.
Tapi bagaimana kemudian ketua PW-NU Jatim tidak menerima Gus Muhaimin karena PKB (partai kebangkitan bangsa) adalah partai yang lahir dari tubuh NU. Artinya PKB adalah partai NU dan NU adalah organisasinya, tegas KH. Marzuki saat menjawab pertanyaan pada kesempatan yang berbeda.
Sebagaimana keterangan KH. Imam Jazuli bahwa PBNU setalah itu membuat pernyataan seraya mengintruksikan ke seluruh wilayah agar mendukung 02.
Sekaligus beliau menjelaskan bahwa Jawa Timur adalah maskot NU di Indonesia, ini adalah warning bagi pengurus wilayah yang lain. Jawa Timur yang kuat NU-nya di pecat apalagi yang lain tentu lebih mudah. Tegasnya.
Kebenaran Akan Menuai Keselamatan
Di bebarapa kesempatan Dr. KH. Marzuki Mustamar menyuarakan tentang pentingnya kebenaran dan kejujuran, serta menjauh dari perkara kepura-puraan.
Bahkan beliau tidak hentinya-hentinya mengarahkan ummat agar tidak salah dalam memilih pemimpin, dan itu bersifat wajib.
"Silahkan jika ada yang berkenan memilih dengan mengatasnamakan Gurunya, monggo, "jika ingin ikut Guru Sidogiri silahkan pilih pasangan Amin dst." Tegasnya.
Apa yang dilakukan KH. Marzuki sangat mencerminkan seorang pemimpin yang jurdil (jujur dan adil). Apapun yang terjadi setelah menyatakan sikap itu adalah politik yang kurang mencerminkan kebijaksanaan tapi lebih kepada higemoni.
Higemoni kekuasaan yang condong menekan, sapuradis dan nyaris tebang pilih. Yang kuat menundukkan yang lemah dan enggan mengedepankan Demokratis.
Yakinlah, kebenaran pasti akan mengalahkan kedhaliman dan kebatilan. Hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya :
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
Artinya : "Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (Al -Isro' : 81).
Kebenaran akan selalu menemukan jalan keluar dan menyelamatkan, sementara kebatilan akan selalu kalah, dan jatuh kepada kenistaan.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar