Langsung ke konten utama

Benarkah; Kita Menjadi Apa Yang Dipikirkan?

 


By. : Moh. Homaidi*

Dr. Fahruddin Faiz seorang filosuf menyampaikan dalam kajiannya bahwa “kehidupan dibentuk oleh pikiran.” 

Beliau menegaskan betapa pentingnya seseorang selalu berfikir jernih. Jika dalam pikirannya selalu negatif tentu ia akan mengalami setres dan kehidupannya terbayangi depresi dan pesemis.

Mereka beranggapan bahwa dengan banyak harta hidup bahagia, mulailah ia berangan-angan jika punya rumah besar dan luas hidup menjadi tentram. 

Jika punya motor lebih dari satu bisa gonta ganti, tapi pada saat yang sama ketika melihat mobil lewat ia berubah pikiran seraya berkata "tentu lebih enak ya tidak kepanasan dan kehujanan". Ia silau dengan angan-angan yang tak berkesudahan.

Padahal kalau ia tahu betapa banyak orang  kaya mengalami gundah, galau, cemas dan takut. Khawatir rumah disita, mobil hilang, pasangannya selingkuh dst. 

“Miliki pikiran yang jernih dan ruang yang bersih memungkinkanmu untuk berfikir dan bertindak dengan tujuan.” (Erick Promm). Seorang yang bersikap bijak dan santun tentu pengaruh dari positif thinking dan kebersihan jiwanya.

Kebahagiaan dapat diraih dengan pikiran yang jernih, hati tenang dan lapang.  Sehingga apa yang kita rasakan sekarang, termasuk profesi yang dijalani adalah hasil dari apa yang dipikirkan.

Imam Al Ghazali mengatakan bahwa pikiran adalah “pasukan” yang akan mengawal kepada apa yang dicita-citakan.

Menimbang

Tentukan arah pikiran kita, kemana ia akan berlabuh. Kendalikan dengan cara menimbang antara positif atau negatif. 

Disaat ingin berbuat pastikan apakah ini baik atau buruk? Sebab jika tidak ada pertimbangan terlebih dahulu pasti akan mengalami kerugian dan penyesalan, serta mudah menyalahkan orang lain.

Jangan kotori pikiran dengan warna negatif yang berakhir nesta, tapi gunakan untuk selalu berfikir positif karena akan membawa kebahagiaan.

Pikiran akan membentuk siapa dirinya, bagaimana tindakannya, dan kelak menjadi penentu berlabuhnya urusan dunia.

Maka, jadikan diri kita sebagaimana yang diharapkan Allah dan Rasul-Nya yaitu ahlu Takwa dengan perintah “Tafakkaru bikhalqillah wala tafakkaru bidzatillah”.[]

*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keseruan Kelas VI Angkatan 3 SD Integral Al-Fattah Go To Surabaya

  Batu : Merupakan momen tahunan yang ditunggu siswa/i kelas VI SD Integral Al-Fattah (SDIA) Kota Batu, yaitu study tour.  Rasa yang ditunggu siswa/i SDIA terbayar sudah. Karena kegiatan tersebut terlaksana pada Selasa (7/1/25).  Adapun peserta dari siswa/i SDIA kelas VI berjumlah 63 dan Ustadz/ah pendamping 15 orang cukup memenuhi dua bus, dari Batu menuju kota pahlawan Surabaya. Kenapa Surabaya menjadi jujukan study tour? Pertanyaan ini muncul, karena dua angkatan sebelumnya go to Jogja.  Surabaya merupakan Ibu Kota Provensi Jawa Timur, didalamnya terdapat wahana Kebun Binatang Surabaya (KBS), wisata  bahari, dan history (monumen kapal selam dan tugu pahlawan) tegas Bunda Issanu. Disamping itu lanjut ketua paguyuban kelas VI tersebut, bukan hanya itu anak-anak juga diajak bersenang-senang ke Trans Snow World (TSW), dan terkahir berlabuh ke Masjid Al -Akbar. Masjid terbesar se Jawa Timur tersebut juga sarat estetika timur tengah, tutupnya. Moment tersebut disem...

Mulia Dengan Berbakti Kepada Orang Tua

  Oleh : Moh. Homaidi * Seorang Ustadz yang santun dalam penyampaian nasehat dan senantiasa menyentuh hati. Suatu ketika beliau bercerita kepada jama'ah bahwa dua pekan sebelum ramadhan, ada seorang temannya datang dan bercerita. Bahwa ada salah satu anak buahnya di tingkat pemerintah, ia sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tiba-tiba mengajukan resign. Melihat dan mendengar surat pemunduran diri bawahannya si pemimpin kaget dan panik. Lantas si pemimpin bertanya kenapa mau mundur, apakah ada masalah pekerjaan atau gaji kurang? Pegawai yang bersangkutan diam tanpa mengeluarkan suara. Kalau begitu jangan dulu, pekerjaan kamu bagus dan tuntas. Apa yang menjadi dasar kamu mau memundurkan diri? Sanggahnya. Pengajuan surat resign ini bukan hanya sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali, tapi ketika ditanya alasannya kenapa? Jawabanya sama, diam tanpa suara. Di bulan ke enam pemuda yang sederahana dan punya anak yang masih kecil-kecil tersebut kembali mengajukan resign. Sebagai pemimpin, d...

Isro' Mi'roj ; Sarana Kemuliaan

  Oleh. : Moh. Homaidi * Setiap tanggal 27 Rajab umat Islam diingatkan dengan peristiwa penting Isro' Mi'roj. Pristiwa yang mengangkat derajat seseorang untuk lebih baik dan bijak. Sebagaimana yang sudah dikenal tentang Isro' Miroj, di mana saat itu Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan waktu malam dari Kota Makkah menuju Masjid Aqso Palestina, setelah itu naik ke langit 1 sampai ke 7 menggunakan kendaraan Burok, dan ke Sidrotul Muntaha. Hal yang menarik pada perkara Isro' Mi'roj ini adalah pentingnya sholat, dan menjadi momen diwajibkan melaksanakannya. Kemuliaan Allah SWT merupakan dzat yang agung dan maha tinggi. Salah satu bentuk keagungan-Nya, ketika ia memanggil Nabi Muhammad SAW ke Sidrotul Muntaha karena perkara yang mulia, yaitu sholat. Ketika perintah sholat turun  berjumlah 50 waktu, Nabi yang mulia menerima dengan seksama. Hanya saja ketika turun ke langit ke 6 beliau bertemu dengan  Nabi Musa AS., beliau mendapat saran agar bernegosiasi dengan Allah SW...