Oleh : Moh. Homaidi*
Di hari Kemerdekaan HUT RI yang ke-79, aku dan beberapa dewan Guru selepas Upacara Pengibaran Sang saka Merah Putih, rombongan satu Mobil Hiace memenuhi undangan tasyakkuran pernikahan salah satu Ustadz yang ada di Kudus, Sabtu (17/8).
Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6-7 jam, rasa letih dan pegal mulai terasa saat sampai di tujuan, kendati demikian semua itu sirna ketika aku bertemu dengan teman lama saat masih kuliah.
Kami pun saling tanyak kabar dan membuka kembali memori waktu menjadi pemburu Ilmu, sama-sama aktif di organisasi kemahasiswaan mulai internal kampus sampai eksternal.
Aku bersyukur karena melihat sahabat lama sehat dan keluarganya sejahtera. Bahkan beliau menjadi orang yang diperhitungkan keberadaannya, semoga selalu sukses dan menebar manfa'at kawan.
Tapak Tilas Sunan
Dalam perjalan pulang dari Kudus menunju Kota Batu, aku dan rombongan menyempatkan waktu untuk Ziarah Kubur ke Sunan Kudus dan Sunan Kali Jaga. Bahkan ada sahabat yang nyeletuk, "katanya sih, jika sudah sampai di Kudus, tapi belum ke Menaranya, belum sah." Stetmen tersebut disambut tawa bersama, iya juga ya? Sanggahku.
Di depan Masjid Sunan Kudus
Benar saja, rombongan mulai pamitan ke tuan rumah dan segera gas pol menuju pesarenan kedua Wali yang rencana di ziarahi.
Aku pun sampai di tempat, berbondong -bondong penziarah berdatangan, mulai yang berindivu sampai berkelompok, dan itu silih berganti.
Pernyataan mulai bermunculan, kenapa banyak yang datang, karena merekalah yang membawa keamanan dan kebersamaan lewat Dinul Islam.
Dahsyatnya kedua Sunan tersebut, karena berkat usaha dan sentuhan dakwanya tidak sedikit Masyarakat Jawa masuk Islam secara terang-terangan.
Sehingga wajar sampai saat ini, banyak penzirah silih berganti mulai lokal sampai inter lokal.
Maka benar kata proklamator RI, Presiden pertama Indonesia Bunga Karno, dalam orasinya "Jas Merah," jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Makam Sunan Kali Jaga
Sebagai anak bangsa yang baik, kita tidak mudah melupakan sejarah, sejarah para pahlawan yang gugur mendahului. Merekalah yang memperjuangkan kemerdekaan dan menyebarkan Agama Islam.
Mari kita lestarikan dan pertahankan budaya santun kanjeng Sunan, ikuti fatwa-fatwanya jangan cedrai dengan maksiat dan kurafat.
Yuk, rajut cinta perjuangan para pahlawan dengan senantiasa berpegang teguh dalam syari'at Islam, dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sebagaimana Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya : "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai”. (Ali Imran: 103).[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar