Oleh : Moh. Homaidi*
Baru saja media dihebohkan dengan ulah salah seorang penceramah, dengan gaya yang kocak dan bahasa yang cukup merakyat ternyata menjadi titik balik dirinya dijauhi ummat.
Pilihan menjadi seorang pedakwah sudah bagus, karena betapa mulianya orang yang berada pada posisi ini. Hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya.
Artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri". (QS. Fussilat ayat 33)
Ternyata tidak cukup menjadi penyeru, tapi lebih daripada itu juga harus mengerjakan amal sholeh.
Ayat di atas sangat jelas, antara penyeru kepada kebaikan dan mengerjakan amal sholeh kedua-duanya saling berkaitan, tidak terpisahkan.
Sebab, jika satu dari keduanya saling berjauhan yang ada mudah mengolok dan merendahkan orang lain.
Berbicara lemah lembut dan menyenangkan hati orang yang diajak bicara merupakan etika tingkat tinggi dan sangat dianjurkan dalam agama. Sebaliknya mengolok dan merendahkan orang lain merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya :
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. (QS. Al Hujurat : 11).
Utamakan adab
"Jika kamu punya pilihan, pilihlah yang terbaik. Jika kamu tidak punya pilihan lakukanlah yang terbaik".
Ungkapan ini menjadi pesan kepada kita adab menjadi pilihan untuk bertutur dan bersikap. Memilih bahasa yang baik merupakan bagian adab bertutur, jika tidak punya pilihan bersikaplah dengan lemah lembut.
Adab dalam bersikap dan bertutur menunjukan kualitas seseorang, pada dasarnya orang tidak perlu tahu siapa kita, dan apa jabatannya, karena mereka tidak butuh. Yang mereka butuhkan bagaimana sikap dan tutur kata dalam bermu'amalah.
Begitupula sebaiknya, jika seseorang sudah tahu, siapa diri kita, tapi lupa dengan adab bersikap dan bertuturnya, pasti agama menjadi kambing hitamnya.
Yuk, pilihlah bahasa yang santun tanpa menuntun, dan bersikaplah yang lembut tanpa merenggut.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu
Komentar
Posting Komentar