Oleh. : Moh. Homaidi*
Setiap tanggal 27 Rajab umat Islam diingatkan dengan peristiwa penting Isro' Mi'roj. Pristiwa yang mengangkat derajat seseorang untuk lebih baik dan bijak.
Sebagaimana yang sudah dikenal tentang Isro' Miroj, di mana saat itu Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan waktu malam dari Kota Makkah menuju Masjid Aqso Palestina, setelah itu naik ke langit 1 sampai ke 7 menggunakan kendaraan Burok, dan ke Sidrotul Muntaha.
Hal yang menarik pada perkara Isro' Mi'roj ini adalah pentingnya sholat, dan menjadi momen diwajibkan melaksanakannya.
Kemuliaan
Allah SWT merupakan dzat yang agung dan maha tinggi. Salah satu bentuk keagungan-Nya, ketika ia memanggil Nabi Muhammad SAW ke Sidrotul Muntaha karena perkara yang mulia, yaitu sholat.
Ketika perintah sholat turun berjumlah 50 waktu, Nabi yang mulia menerima dengan seksama. Hanya saja ketika turun ke langit ke 6 beliau bertemu dengan Nabi Musa AS., beliau mendapat saran agar bernegosiasi dengan Allah SWT untuk mengurangi waktu yang cukup memberatkan.
Hal itu menjadi masukan yang berarti bagi beliau agar umatnya kelak lebih ringan beban ibadahnya.
Negosiasi pun dilakukan, beliau naik lagi ke Sidrotul Muntaha bertemu dengan Allah seraya menyampaikan keluhannya, dan ternyata bukan hanya sekali, tapi berkali-kali yang semula 50 waktu akhirnya menjadi 5 waktu.
Sholat, Tolak Ukur Penghapus Dosa
Orang yang senantiasa sholat 5 waktu dan awal tanpa menunda, serta mengharap ridha Allah SWT semata, maka hidupnya dijauhkan dari perkara fahsya' dan mungkar, (QS. Al-Angkabut : 45).
Bukan hanya dijauhkan dari perkara yang merusak jiwa dan raga, sholat juga dapat mengangkat derajat seseorang dan menghapus dosa.
Hal ini Nabi Muhammad SAW tegaskan dalam sabdanya, yang berarti: "Hendaknya engkau memperbanyak sujud, karena sesungguhnya engkau tidak sujud sekali melainkan Allah tinggikan satu derajat untukmu dan menghapus satu kesalahanmu."(HR Muslim).
Tegakkan
Salah satu bentuk cinta seseorang kepada Nabi Muhammad SAW adalah menjaga sholat dan menegakkannya.
Hal ini menjadi salah kaprah, alih-alih cinta Rasulullah dengan ikut majlis hingga larut malam, jangankan menegakkan sholat berjama'ah, waktu subuhnya kesiangan, na'udzubillah.
Nah, sebaiknya ketika bermajlis sholat menjadi hal yang utama, sehingga ibadah tidak persial.
Yuk, segera berubah dengan selalu menegakkan sholat baik di rumah maupun di luar.[]
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_Kota Batu.
Komentar
Posting Komentar