Oleh : Homaidi*
Setiap cinta butuh pengorbanan, sebab itu menjadi bukti kesetiaan. Jika dalam rumah tangga sepi dari pengorbanan, maka tinggal menunggu waktu karamnya bahtera rumah tangga.
Diantara bentuk pengorbanan itu seperti sabar, tabah, iman yang kokoh, ketaatan, dan keikhlasan.
Contoh teladan dalam hal ini dari bapak para nabi, beliau adalah Ibrahim As. Allah tegaskan dalam firman_Nya :
قد كانت لكم أسوة حسة في إبراهيم، والّذين معه.
Artinya : Sungguh telah ada suri teladan yang baik pada (diri) Ibrahim, dan orang yang bersamanya. (Qs. Al Mumtahanah : 4)
Bukti cinta nabi Ibrahim kepada kelurganya, beliau rela menta'ati perintah Allah Swt. Lewat mimpinya dengan menyembelih putra tercinta Ismail As.
Istri dan anaknya sangat taat kepada Allah, salah satu bukti ketaatan mereka ialah dengan rela dan pasrah menerima perintah_Nya.
Allah kekalkan dalam Al Qur'an :
Artinya : "Kerjakan apa yang telah diperintahkan ! Engkau akan mendapatiku dalam keadaan sabar".
Setelah keduanya pasrah menerima perintah Allah SWT. Allah pun memanggilnya, "duhai Ibrahim, engkau telah membenarkan mimpimu, oleh karena itu aku akan memabalas kebaikan mu".
Dan Allah mengganti penyembihannya dengan hewan kurban yang besar, sebagaimana firman_Nya.
وفدينه بذبح عظيم
Pensyariatan penyembelihan hewan kurban pun sampai hari kiamat.
Kesabaran, ketabahan, ketaatan serta keikhlasan nabi Ibarahim memberikan dampak positif kepada diri, kelurga, dan anak keturunannya.
Sehingga anak keturanan beliau dijadikan orang-orang yang mulia, menjadi para Nabi, dari Istri pertama Sarah punya anak Nabi Ishak As sampai nabi Isa As. Dari ibunda Hajar lahirlah Nabi Ismail As sampai nabi Muhammad SAW.
Barangsiapa yang meginginkan keluarganya sakinah, mawaddah, dan warahmah contohlah usaha Nabi Ibrahim dalam meraih cinta keluarga melalui taat kepada syariat Allah SWT.
*Aktivis Sosial Dan Pendidik_ Kota Batu
Komentar
Posting Komentar